Hubungan Mataram Islam dan Pekalongan, Cerita Rakyat Dukuh Sabarwangi di Kecamatan Bojong

Senin 15 Jul 2024 - 16:06 WIB
Reporter : Aghistna Muhammad Ibrahim Sula
Editor : Wahyu Hidayat

Orang asing itu pun memperkenalkan diri, ternyata mereka adalah utusan dari Panembahan Senopati yang ditugasi membuka lahan di alas yang dekat dengan pemukiman Ki Sabaran tersebut.

BACA JUGA:Menelusuri 5 Makam Wali Besar di Sapuro Pekalongan

BACA JUGA:Menenangkan, Mengunjungi Makam Ki Ageng Rogoselo dan Ki Gede Penatas Angin, 2 Wali Besar di Pekalongan

Pemimpin dari utusan Mataram itu ternyata bernama Ki Ageng Giring. Belum diketahui apakah Ki Ageng Giring yang dimaksud adalah tokoh yang sama dengan Ki Ageng Giring yang menemani Panembahan Senopati membangun Mataram Islam.

Mendengar maksud dari Ki Ageng Giring yang diutus membuka lahan di hutan, Ki Sabaran lantas menanyakan perihal status dari tanah yang akan dibabat. Karena sepengetahuan Ki Sabaran Alif, bagian dari hutan yang akan dibabat ini berstatus tanah perdikan.

Tanah perdikan biasanya berupa tanah hadiah dari Mataram yang tidak terikat dengan pajak, tanah ini bebas dikelola oleh si tokoh pemiliknya.

Namun hati Ki Sabaran sedikit bergejolak saat Ki Ageng Giring menyebut bahwa status tanah ini masih milik Kraton Mataram. Ki Sabaran berusaha sabar dan menenangkan hatinya.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Dukuh Krojok di Kabupaten Pekalongan, Antara Murid Ki Bahurekso dan Anak Ki Demang

Beliau lalu teringat dengan tetangganya yang merampok tadi, tanah ini subur dan kaya akan sumber daya alam, namun belum maksimal dimanfaatkan, sehingga membuat penduduk ada yang masih merampok karena belum memiliki pekerjaan.

Ki Sabaran memikirkan manfaat dari kedatangan utusan Mataram itu, siapa tahu dengan dibantu Kraton Mataram akan membuat masyarakat lebih sejahtera.

"Maafkan atas kedangkalan pengetahuan saya Ki Ageng. Saya mengira alas ini merupakan tanah perdikan dan bukan wilayah taklukan Mataram. Sejak dahulu di selatan alas ini telah dihuni secara turun-temurun. Tapi baiklah, sekiranya tujuan kyai-kyai adalah membangun tempat ini menjadi semakin makmur, maka saya akan membantu" ucap Ki Sabaran Alif yang berusaha ikhlas.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Desa Pucung Tirto, Masuk Islamnya Empu dari Gunung Bromo dengan Syekh dari Turki

BACA JUGA:Cerita Rakyat Desa Bulakpelem Sragi, dari Perlawanan terhadap Penjajah sampai Pohon Mangga Keramat

Sebenarnya hati Ki Sabaran belum benar-benar menerima atas klaim sepihak dari penguasa Mataram. Namun beliau berlaku bijak dengan memperhatikan kesejahteraan penduduknya jika wilayah ini ikut dibangun oleh Mataram.

Pembangunan Dukuh Sabarwangi

Keesokan harinya, Ki Ageng Giring beserta utusan Mataram lainnya dibantu oleh penduduk sekitar memulai membuka lahan di hutan. Ki Sabaran Alif memang memerintahkan para warga untuk membantu para utusan Mataram itu.

Kategori :