Sosok di Balik Berdirinya Pondok Al-Masyhad di Pekalongan, Almaghfurlah KH Ahmad Subki Masyhadi Sampangan

KH Ahmad Subki Masyhadi-Laduni.id-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan membahas sedikit manaqib dari Almaghfurlah KH Ahmad Subki Masyhadi Sampangan, ulama besar dari Pekalongan.

Di Kota Pekalongan, tepatnya di daerah yang bernama Sampangan ada sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh sosok ulama besar.

Pondok tersebut hingga kini masih eksis dan memiliki banyak santri yang datang dari berbagai macam daerah, ada yang dari Pekalongan, luar Pekalongan, bahkan luar pulau Jawa.

Melansir dari buku "Jejak Dakwah Ulama Nusantara" yang disusun oleh tim PCNU Kota Pekalongan, pondok yang didirikan pada tahun 1986 itu kini bernama Pondok Pesantren Al-Masyhad Manba'ul Falah Wali Sampang.

BACA JUGA:Inilah Beberapa Fadhilah Qasidah Burdah dan Cara Penggunaannya dalam Kitab KH Subki Masyhadi Pekalongan

Pada awal berdirinya, pondok tersebut diberi nama Pondok Pesantren Wali Sampang. Berdirinya pondok tersebut hasil inisiasi dari KH Hasanudin Subki yang meminta izin pada ayahnya, yakni Almaghfurlah KH Ahmad Subki Masyhadi Sampangan untuk mendirikan pesantren tempat mengaji.

Sebelum didirikan, Kyai Subki mengajak putranya tersebut untuk memintakan doa restu kepada beberapa ulama besar zaman itu, di antaranya beliau meminta doa restu pada KH Sahal Mahfudz (Pati), KH Dimyati Rois (Kendal), dan KH Romli (Jepara).

Kyai Subki Masyhadi adalah sosok ulama yang memiliki kedalaman ilmu luar biasa, beliau telah mencetak banyak judul kitab sekaligus mencetak santri alim sebagai penerus.

Bahkan beliau juga pernah memberi catatan tambahan pada kitab Hujjah Ahlussunah wal Jama'ah karya KH Ali Maksum Krapyak.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pekalongan: Didirikan oleh Ulama Besar, Inilah Sejarah Berdirinya Masjid Raudhah Pekalongan

BACA JUGA:Menenangkan, Mengunjungi Makam Ki Ageng Rogoselo dan Ki Gede Penatas Angin, 2 Wali Besar di Pekalongan

Almaghfurlah KH Ahmad Subki Masyhadi Sampangan lahir di Pekalongan pada tanggal 9 September 1933 M, dari pasangan KH Masyhadi dan Hj. Zakiyah.

Dari jalur ayah nasab beliau sampai pada Sunan Gunung Djati, sedangkan ibu beliau adalah putri dari Syekh Umar Khottob yang masih keturunan dari Ki Ageng Pekalongan.

Pendidikan pertama Kyai Subki didapat dari ayahnya yang terkenal alim dan tegas. Kemudian dilanjut ke berbagai pondok pesantren ternama di Nusantara.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan