Bahagia ala Raden Sosrokartono, Filsuf Jawa Sekaligus Kakak Kandung RA Kartini

Bahagia ala Raden Mas Panji Sosrokartono-travel.wego.com-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel berikut akan mengajak pembaca untuk menyelami ilmu bahagia ala Raden Sosrokartono, filsuf dari tanah Jawa.

Di akhir abad ke 19, lahir seorang tokoh yang kelak menjadi pemikir jenius dari Jepara, pemikirannya kini banyak dikaji di beberapa perguruan tinggi.

Ia adalah Raden Mas Panji Sosrokartono, filsuf Jawa sekaligus kakak kandung RA Kartini yang lahir pada tanggal 10 April 1877 di Jepara.

Pemikiran Sosrokartono banyak yang meliputi tentang filosofi kehidupan, salah satu yang paling populer adalah pemikirannya yang tertuang ke dalam lagu "Sugih Tanpo Bondo" yang kerap dibawakan Sujiwo Tejo.

BACA JUGA:Bahagia ala Ranggawarsita, Pujangga Besar Tanah Jawa

Raden Sosrokartono adalah salah satu orang dari sedikit orang Indonesia yang menjadi lulusan Universitas Leiden pada saat itu. Saking cerdasnya, orang-orang Eropa menjulukinya sebagai "Si Jenius dari Timur.

Selain pemikirannya sangat maju dan logis, Sosrokartono dikenal kuat dalam penguasaan bahasa, orang Indonesia yang pernah menjadi kepala juru bahasa di Liga Bangsa-Bangsa itu menguasai lebih dari 35 bahasa.

Salah satu pemikirannya adalah ilmu tentang konsep kebahagiaan,  bagi pembaca yang ingin mencapai kebahagiaan coba praktikkan konsep dari Sosrokartono ini.

Bahagia ala Raden Sosrokartono

Konsep kebahagiaan yang dimiliki Raden Mas Panji Sosrokartono lebih bersifat kebahagiaan sosial, dengan kebahagiaan sosial seseorang juga otomatis akan mencapai kebahagiaan pribadi.

BACA JUGA:Bagaimana Bisa Bahagia? Begini Cara Ki Ageng Suryomentaram untuk Mendapat Kebahagiaan

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pekalongan: 2 Punden Berundak di Pekalongan, Tempat Pemujaan Kepercayaan Lokal?

Konsep tersebut diberi nama ilmu kantong bolong atau saku yang bolong. Kantong bolong bisa dimaknai dengan kedermawanan seseorang yang tidak pernah menimbun hartanya.

Seperti namanya, kantong bolong mengajarkan manusia untuk tidak terlalu menggenggam materi keduniaan, alih-alih menggenggamnya untuk pribadi seseorang perlu mendermakan apa yang mereka miliki untuk sekitar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan