Bahagia ala Ranggawarsita, Pujangga Besar Tanah Jawa

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan mengajak pembaca untuk menyelami falsafah hidup bahagia ala Ranggawarsita, pujangga besar tanah Jawa.

Masyarakat Jawa sudah banyak yang tak asing dengan tokoh yang disebut sebagai pujangga terakhir tanah Jawa ini, ia adalah tokoh besar yang pemikirannya abadi sampai sekarang.

Raden Ngabehi Ranggawarsita lahir pada hari Senin Legi, 25 Maret 1802 M di Kampung Yasadipura, Surakarta. Lahir dengan nama Bagus Burhan.

Bagus Burhan lahir pada saat Kasunanan Surakarta sedang dipimpin oleh Pakubuwono IV, Raden Mas Subadya atau terkenal dengan julukan Sunan Bagus.

BACA JUGA:Bagaimana Bisa Bahagia? Begini Cara Ki Ageng Suryomentaram untuk Mendapat Kebahagiaan

Darah tokoh-tokoh besar Nusantara mengalir deras pada diri Ranggawarsita, dari jalur ayah ia masih keturunan Pangeran Benawa dari Pajang.

Dari jalur ayah pula ia memiliki kakek yang berjuluk Yasadipura II, seorang pujangga utama Kasunanan Surakarta. Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya sampai pada Ki Ageng Wanabaya.

Tak heran jika Raden Ngabehi Ranggawarsita menjelma sebagai pujangga sekaligus pemikir yang pikirannya terus dikaji sampai sekarang. Ia adalah tokoh spesial di tanah Jawa.

Dari banyaknya pemikiran Ranggawarsita, kali ini kita akan membahas bagaimana hidup bahagia ala pujangga besar tanah Jawa itu.

Bahagia ala Ranggawarsita

Pujangga besar tanah Jawa ini menekankan kebahagiaan tidak hanya pada urusan dunia saja. Ranggawarsita memandang kebahagiaan tertinggi adalah saat manusia bisa selamat di dunia maupun di akhirat.

BACA JUGA:Filsafat Jawa yang Dikaji di Luar Negeri, Inilah Ki Ageng Suryomentaram

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Tokoh Sufi Kontroversial di Pekalongan, Penyebar Konsep Manunggaling Kawulo-Gusti

Untuk bisa selamat dunia dan akhirat, menurutnya seseorang harus paham tentang konsep sangkan paraning umadi, manusia harus mencari tahu dari mana ia berasal dan ke mana ia akan kembali.