Almaghfurlah KH Saelan Landungsari, Sosok di Balik Berdirinya Pondok Tua di Pekalongan

Bangunan Pondok Ribat-Youtube TA Channel Edu-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan membahas sekelumit tentang Almaghfurlah KH Saelan Landungsari dalam membangun pondoknya.

Sebagai kota yang dijuluki sebagai kota santri, pekalongan memiliki banyak pondok pesantren, madrasah, dan majelis yang tersebar di berbagai daerah.

Lembaga-lembaga keislaman tersebut didirikan dan diasuh langsung oleh para ulama yang mumpuni dalam bidang kajian Islam.

Salah satunya adalah yang akan kita bahas kali ini, beliau adalah pendiri dari pondok tua di Pekalongan, yakni Pondok Pesantren Ribatul Muta'allimin.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pekalongan: Didirikan oleh Ulama Besar, Inilah Sejarah Berdirinya Masjid Raudhah Pekalongan

Masyarakat kerap menyebutnya Pondok Ribat, Pondok Ribat terletak di Jl. Hos Cokroaminoto, Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

Letaknya sekitar 5 menit perjalanan dari Alun-alun Kota Pekalongan, dan sekitar 3 menit dari makam Habib Ahmad al-Athas Sapuro.

Melansir dari buku "Ensiklopedia Tokoh Pekalongan" yang diterbitkan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Pekalongan, Pondok Ribatul Muta'allimin Landungsari berdiri pada tahun 1921 M.

Sosok di balik berdirinya pondok tua tersebut adalah tokoh ulama alim yang perhatian dengan dunia pendidikan di Kota Pekalongan, beliau adalah Almaghfurlah KH Saelan Landungsari, putra dari KH. Muchsin.

BACA JUGA:Manaqib Kakek Habib Luthfi bin Yahya, Maulana Habib Hasyim bin Umar bin Yahya Pekalongan

BACA JUGA:Makam Dowo di Pekalongan Panjangnya 5-6 Meter, Siapa Sebenarnya yang Dimakamkan di Situ?

Kealiman Kyai Saelan sudah tidak perlu diragukan lagi, ini berkat ketekunan serta hasil didikan dari para guru-guru mulianya.

Kyai Saelan pernah belajar ke beberapa ulama besar, di antaranya adalah Habib Hasyim Pekalongan, Syekh Kholil Bangkalan, KH. Dimyati (Termas, Pacitan), dan Kyai Maliki (Landungsari).

Meskipun saat itu beliau belum ada biaya untuk perjalanan mondok, namun Kyai Saelan tak pernah putus asa, beliau bahkan sampai berjalan kaki sekaligus bekerja agar bisa sampai di tempat pondok yang dituju.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan