Makam Dowo di Pekalongan Panjangnya 5-6 Meter, Siapa Sebenarnya yang Dimakamkan di Situ?

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Mengunjungi Makam Dowo di Pekalongan, makam wali keramat yang banyak dikunjungi para ulama.

Pekalongan dikenal sebagai wilayah yang sudah ada sejak lama, wilayahnya yang berada di pesisir utara pulau Jawa membuat Pekalongan dahulu menjadi pintu gerbang bagi para pelancong.

Banyak peninggalan-peninggalan kuno dari beberapa masa ditemukan di Pekalongan, mulai dari masa sebelum Hindu-Buddha, masa Hindu-Buddha, sampai masa Islam.

Salah satu bukti peninggalan kuno yang bercorak agama Islam adalah sebuah makam tua di Kelurahan Medono, Kota Pekalongan.

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Wali Keramat di Kecamatan Bojong, Makam Syekh Jabar alias Mbah Kyai Gede Ceper

Tepatnya berada di Jl. Setia Bakti, Kelurahan Medono, berseberangan dengan SMP Negeri 11 Pekalongan, dan bersebelahan dengan Puskesmas Medono.

Di dalam kompleks pemakaman umum itu ada sebuah bangunan berbentuk persegi dengan cat warna hijau, di dalam bangunan tersebut ada sebuah makam tua yang unik.

Dikatakan unik sebab ukuran makam ini tidak seperti makam-makam pada umumnya yang kita temukan sekarang, makam tersebut memiliki ukuran yang panjang, yakni sekitar 5-6 meter.

Perihal adanya makam-makam dengan ukuran yang panjang seperti ini, ada beberapa tafsir yang mencoba menjelaskannya.

BACA JUGA:Manaqib Kakek Habib Luthfi bin Yahya, Maulana Habib Hasyim bin Umar bin Yahya Pekalongan

BACA JUGA:Haul Habib Ali bin Yahya Pekalongan dan Acara 7 Hari Wafatnya Syarifah Salma (Ayah dan Istri Habib Luthfi)

Ada yang mengatakan bahwa orang yang dimakamkan di makam tersebut memang memiliki tubuh yang tinggi sebagaimana makamnya.

Namun ada pula yang menyebut bahwa makam berukuran panjang itu hanyalah simbol, makam berukuran panjang menyimbolkan bahwa yang dimakamkan di makam tersebut adalah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam. Ulama tersebut membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa mengislamkan masyarakat sekitar.

Jadi makam dengan ukuran panjang adalah simbol betapa panjangnya perjalanan ulama tersebut untuk bisa menyebarkan agama Islam.