Filsafat Jawa yang Dikaji di Luar Negeri, Inilah Ki Ageng Suryomentaram

Kraton Yogyakarta-jamelatour.co-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Berikut adalah pemikiran filsafat Jawa yang dikaji di luar negeri, kita harus bangga dan mempelajarinya.

Indonesia sebenarnya memiliki banyak sekali tokoh-tokoh hebat yang mendunia, namun kadang kita justru tidak mengenal bahkan asing dengannya.

Seperti tokoh yang akan kita bahas kali ini, seorang pangeran sekaligus filsuf yang pemikirannya sudah dikaji sampai ke luar negeri.

Sosok tersebut adalah Ki Ageng Suryomentaram, putra ke 55 dari Sultan Hamengkubuwono ke 7 dari permaisuri yang bernama Raden Ayu Retnomandaya.

BACA JUGA:Gagal Nikah Karena Weton? Simak Penjelasan Cak Nun tentang Cara Mengatasinya

Ia lahir di lingkungan Kraton pada tanggal 20 Mei 1892 M, dengan nama kecil Raden Mas Kudiarmaji. Seperti kakak-kakaknya, Kudiarmaji mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Srimanganti yang setara dengan Sekolah Dasar.

Setelah lulus dari Srimanganti, ia lanjut belajar bahasa Arab, Inggris, dan Belanda di Klein Ambtenar. Sedangkan pelajaran agamanya dibimbing langsung oleh KH. Achmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).

RM. Kudiarmaji memang sudah dikenal gemar membaca, khususnya buku-buku tentang sejarah, filsafat, agama, dan ilmu jiwa, tak heran jika ia menjelma sebagai sosok yang cerdas dan berwawasan mendalam.

Pada usia 18 tahun, ia diangkat menjadi pangeran dengan gelar Pangeran Harya Suryomentaram. Setelah beberapa tahun berlalu, sang pangeran merasakan kegundahan di dalam hatinya.

BACA JUGA:Kuliah Itu Tidak Penting? Begini Jawaban Cak Nun

BACA JUGA:Sering Merasa Malas? Ini Ijazah Wirid dari Cak Nun untuk Mengatasi Rasa Malas

Ia merasa di dalam kraton tidak pernah bertemu "orang", setiap waktu ia hanya bertemu yang dihormati, yang disembah, yang dimarahi, dan yang diperintah.

Pangeran merasa semua orang yang bertemunya hanya lamis (manis di depan) saja. Ia galau karena merasa tak pernah bertemu seseorang yang membuat ia menjadi manusia normal.

Ia layaknya Pangeran Sidharta Gautama yang merasakan kegelisahan batin yang luar biasa, meskipun dikelilingi harta dan kekuasaan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan