Sejarah dan Cerita Rakyat Curug Bajing Petungkriyono, Mengapa Dinamai Curug Bajing?

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan mengajak pembaca untuk menelusuri sejarah dan cerita rakyat Curug Bajing Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

Di ujung selatan Pekalongan, ada beberapa daerah yang memiliki keindahan alam berupa gunung dan perbukitan. Salah satunya ada di Kecamatan Petungkriyono.

Kecamatan Petungkriyono dikenal memiliki banyak sekali wisata alam, terutama wisata curug atau air terjun, sungai, dan beberapa pegunungan yang siap untuk didaki.

Curug Bajing adalah salah satu curug yang cukup populer di Petungkriyono, letaknya di Desa Tlogopakis, sekitar 1 setengah jam perjalanan dari Alun-alun Kajen Kabupaten Pekalongan.

BACA JUGA:Menelusuri Bekas Candi di Pekalongan, Jejak Peradaban Hindu-Buddha di Ujung Selatan Pekalongan

Curug yang memiliki tinggi sekitar 75 meter ini dikelilingi hutan yang masih sangat lebat, jika beruntung pengunjung akan melihat beberapa monyet ataupun owa Jawa sedang bergelantungan di pepohonan.

Untuk menikmati pesona yang luar biasa tersebut, pengunjung hanya dikenai tarif masuk 5 ribu rupiah. Sedangkan parkir motor 2 ribu dan parkir motor 5 ribu.

Fasilitasnya cukup lengkap, ada beberapa gazebo, mushola, toilet, serta warung-warung milik warga sekitar yang akan memenuhi kebutuhan kopi atau camilan kamu.

Untuk mengenal lebih jauh tentang curug cantik ini, mari kita telusuri sejarah dan cerita rakyat Curug Bajing Petungkriyono, berikut ulasannya.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pekalongan: 2 Punden Berundak di Pekalongan, Tempat Pemujaan Kepercayaan Lokal?

BACA JUGA:Jarang Ada yang Tahu! Hidden Gem di Petungkriyono, Curug Cantik di Bawah Karangsrity

Sejarah dan Cerita Rakyat Curug Bajing

Kalian pasti bingung mengapa curug seindah ini dinamai sebagai  curug bajing. Padahal kita tahu kalau kata 'bajing' biasanya dipakai sebagai kata umpatan atau sebutan untuk seorang perusuh.

Untuk menjawab kebingungan kamu, mari kita simak sekelumit tentang asal-usul penamaan dari Curug Bajing di Petungkriyono.