Tahun Ajaran 2024/2025, SMKN 4 Pekalongan Terima 4 Siswa Inklusi

KERJAKAN - Calon siswa baru inklusi saat mengerjakan asessment untuk masuk di SMKN 4 Pekalongan --

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Pada tahun ajaran 2024/2025 SMKN 4 Pekalongan menerima 4 siswa inklusi yang sudah mengikuti asessment. Hal ini sebagaimana komitmen SMKN 4 Pekalongan untuk turut andil dalam memberi ruang belajar bagi anak inklusi atau berkebutuhan khusus.

“Alhamdulilah, SMKN 4 Kota Pekalongan di tahun ini menerima siswa inklusi ada 4 siswa kami, untuk prosedur penerimaan harus ada asesmen yang dilakukan di SLB kemudian dievaluasi oleh Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah XIII untuk memutuskan apakah mereka bisa masuk ke sekolah khususnya di SMKN 4 atau tidak, dan bersyukur semuanya bisa menjadi siswa kami,” kata Kepala SMKN 4 Kota Pekalongan, Indah Eko Cahyani saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Ditambahkan olehnya, bahwa siswa ABK akan didampingi oleh guru pembimbing untuk mengarahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun siswa ABK kurang bisa menguasai pelajaran secara umum, Indah menuturkan sebagian besar dari mereka menyimpan potensi keterampilan sehingga mampu bersaing dengan siswa lain dan beberapa diantaranya berhasil mendapat peringkat di kelasnya.

BACA JUGA:Tak Mau Kalah dengan Sekolah Formal, SKB Juga Ikut Laksanakan MPLS

BACA JUGA:SDI 02 Ma’had Usung Tema Anti Bullying pada MPLS 2024

“Banyak cerita ketika membersamai ABK, saya melihat anak-anak ini juga bisa bersaing dan punya potensi, maka dari itu saya ingin menyampaikan pesan bagi orang tua yang punya ABK tetap semangat mendampingi, karena sesungguhnya punya potensi yang luar biasa, bagaimanapun anak punya keunikan masing-masing,” terangnya.

Sementara itu, guru BK SMKN 4 Pekalongan yang juga menjadi pendamping ABK, Andi Suroso menjelaskan bahwa penanganan anak inklusi dibuat masing-masing melalui Program Pembelajaran Individu (PPI) dan kebutuhan pendampingan setiap ABK berbeda, ada yang setiap satu atau dua minggu sekali atau dalam jangka waktu yang lebih dekat lagi. 

“Untuk pendampingan biasanya saya agendakan untuk ngobrol bersama sebagai sarana konseling, menanyakan apakah mereka ada kendala, apa apalagi di jenjang pendidikan ini rawan terjadi bullying, inilah yang sangat kami antisipasi,” kata Andi.

Sejauh ini, Andi menuturkan bahwa kategori disabilitas ABK yang sekolah di SMKN 4 Kota Pekalongan yakni tunagrahita ringan dan kesulitan belajar, belum pernah ada penyandang tuna daksa yang diterima disana. Namun tidak menutup kemungkinan SMKN 4 bisa menerima penyandang kategori disabilitas lain asalkan anak tersebut lolos asesmen saat pendaftaran.

“Harapannya kami bisa membantu siswa tanpa memandang apakah inklusi atau tidak, semoga apa kebutuhan mereka bisa terpenuhi disini," pungkasnya.(Mal).

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan