Jejak Sejarah Pekalongan: Didirikan oleh Ulama Besar, Inilah Sejarah Berdirinya Masjid Raudhah Pekalongan

Reporter: Aghistna Muhammad Ibrahim Sula |

Editor: Wahyu Hidayat |

Kamis , 06 Jun 2024 - 11:23

Majid Raudhah tampak depan-300 Traveling Indonesia-

Di Pekalongan beliau kerap mendampingi ayahandanya untuk mengajar dan berdakwah di Pekalongan dan sekitarnya.

Dan sepeninggal Habib Ahmad pada tahun 1929 M, Habib Ali bertugas menggantikan peran ayahandanya dalam mengajar dan berdakwah.

Banyak dari kalangan kyai-kyai di Pekalongan yang ikut mengaji pada Habib Ali, di antaranya adalah KH. Thohir (Jenggot), KH. SUbki Masyhadi (Sampangan), KH. Ghufron Achid (Sampangan), KH. Munawir (Krapyak), dan masih banyak lagi.

Habib Ali bin Ahmad al-Athas wafat pada tahun 1992 M, di makamkan di Kompleks Makam Sapuro mendampingi makam ayahandanya.

Itulah sekelumit tentang sejarah berdirinya Masjid Raudhah Pekalongan sekaligus manaqib Habib Ali bin Ahmad al-Athas. Semoga bermanfaat.(*)

jejak sejarah pekalongan: didirikan oleh ulama besar, inilah sejarah berdirinya masjid raudhah pekalongan                            radarpekalongan.bacakoran.co - masyarakat pekalongan khususnya kaum santri patut tahu bagaimana sejarah berdirinya masjid raudhah pekalongan, berikut ulasannya.
pekalongan yang dikenal sebagai kota santri tentunya memiliki bangunan atau tempat-tempat keagamaan di setiap daerahnya.
tercatat kota ini memiliki banyak masjid maupun pondok yang sudah berdiri sejak lama dan masih aktif sampai sekarang.
di antaranya adalah masjid al-raudhah yang bertempat di jl. h. agus salim sugihwaras, kecamatan pekalongan timur, hanya 3 menit berkendara dari alun-alun kota pekalongan.
baca juga:haul habib ali bin yahya pekalongan dan acara 7 hari wafatnya syarifah salma (ayah dan istri habib luthfi)
masjid raudhah tercatat didirikan sudah cukup lama, alhasil sangat penting bagi kita khususnya masyarakat pekalongan untuk mengetahui sejarah dari masjid tua ini.
nah, untuk mengenal lebih jauh tentang masjid tersebut, mari kita simak artikel yang akan sedikit menilik sejarah berdirinya masjid raudhah pekalongan sekaligus profil dari pendirinya.
sejarah berdirinya masjid raudhah pekalongan
melansir dari buku "jejak dakwah ulama nusantara" yang disusun oleh tim pcnu kota pekalongan, tercatat masjid raudhah didirikan pada tahun 1353 h atau 1933 m.
pendirinya adalah ulama besar yang juga keturunan dari ulama besar pula, yakni habib ali al-athas, putra dari habib ahmad bin thalib al-athas (sohibul makam sapuro).
baca juga:4 ratib yang populer di indonesia serta nasehat habib luthfi bin yahya terkait ratib
baca juga:mengenal agama kuno kapitayan dan tanggapan buya syakur tentang agama kapitayan
pada tahun tersebut habib ali membangun ruangan tambahan di depan ruang tamu kediamannya. ruang tambahan itulah yang saat ini kita kenal sebagai masjid al-raudhah pekalongan.
jadi sebenarnya masjid tersebut terletak berdempetan langsung dengan kediaman habib ali al-athas, yang merupakan peninggalan dari habib ahmad al-athas.
di ruangan inilah habib ali memimpin sholat lima waktu, pembacaan maulid, pembacaan ratib, beberapa kajian lain seperti pembacaan kitab shahih bukhari di setiap bulan rajab.
banyak ulama-ulama besar di zaman itu yang sering ikut mengaji di masjid raudhah bersama habib ali bin ahmad al-athas.
baca juga:5 kitab maulid yang populer di indonesia, media untuk seseorang mengenal dan mencintai nabi muhammad saw
namun meskipun disebut sebagai masjid, sebenarnya masjid raudhah pekalongan dari awal pembuatannya tidak pernah menyelenggarakan sholat jumat seperti yang ada di masjid-masjid lainnya.
alasannya sangat mulia, yakni agar penduduk sekitar masjid yang mayoritas dari bangsa arab bisa membaur dengan masyarakat di kota pekalongan lainnya.
sampai sekarang masjid tua tersebut masih aktif digunakan untuk sholat berjamaah dan beberapa acara-acara keagamaan, salah satunya adalah rutinan pembacaan kitab maulid diba' setiap malam jumat.
saat ini kepengurusan masjid al-raudhah diasuh oleh cucu pendirinya, yakni habib abdullah baqir al-athas dan habib muhammad al-athas.
baca juga:sering merasa malas? ini ijazah wirid dari cak nun untuk mengatasi rasa malas
profil habib ali al-athas
semasa kecil sampai remaja habib ali dibimbing langsung oleh ayahandanya yang merupakan ulama alim, yakni habib ahmad bin thalib al-athas.
kemudian untuk memperdalam ilmu dan pengalamannya, habib ali melanjutkan pencarian ilmunya ke kampung halaman ayahnya, yakni di negeri yaman.
tepatnya beliau belajar untuk mendalami ilmu agama islam kepada ulama-ulama besar di ribath tarim.
tercatat habib ali al-athas sudah lebih dari sepuluh tahun berada di yaman, sebelum akhirnya pulang ke pekalongan.
baca juga:ustaz adi hidayat sebut jika orang berdoa di waktu ini hajat apapun akan cepat terkabul
baca juga:bolehkah beli sepeda motor untuk kerja dengan cara pinjol? begini kata ustaz adi hidayat
di pekalongan beliau kerap mendampingi ayahandanya untuk mengajar dan berdakwah di pekalongan dan sekitarnya.
dan sepeninggal habib ahmad pada tahun 1929 m, habib ali bertugas menggantikan peran ayahandanya dalam mengajar dan berdakwah.
banyak dari kalangan kyai-kyai di pekalongan yang ikut mengaji pada habib ali, di antaranya adalah kh. thohir (jenggot), kh. subki masyhadi (sampangan), kh. ghufron achid (sampangan), kh. munawir (krapyak), dan masih banyak lagi.
habib ali bin ahmad al-athas wafat pada tahun 1992 m, di makamkan di kompleks makam sapuro mendampingi makam ayahandanya.
baca juga:mau tahu doa yang banyak dibaca orang agar utang cepat lunas? ustaz adi hidayat ajarkan bacaan doanya
itulah sekelumit tentang sejarah berdirinya masjid raudhah pekalongan sekaligus manaqib habib ali bin ahmad al-athas. semoga bermanfaat.(*)