Hadirkan Pentas Wayang di Batang, MPR RI Minta Masyarakat Jaga Persatuan di Pilkada Serentak 2024

SERAHKAN - Sekjen MPR RI, Siti Fauziah secara simbolis menyerahkan wayang kepada dalang dalam Gelaran Wayang di Desa Gringgingsari, Wonotunggal Batang, Minggu malam, 15 September 2024.-NOVIA ROCHMAWATI-

BATANG - Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) memberikan suguhan menarik lewat Pagelaran Wayang untuk masyarakat Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal, Batang, Minggu malam 15 September 2024.

Melalui pesan keselarasan dan kesatuan dari pagelaran wayang, MPR RI pun menggaungkan pentingnya menjaga persatuan menghadapi kontestasi Pilkada Serentak 2024. 

Sekjen MPR RI, Siti Fauziah, menyebut pelajaran dari pagelaran wayang ini sangat relevan dengan situasi politik saat ini, terutama menjelang Pilkada 2024. 

Ia berharap masyarakat dapat mengambil hikmah dari filosofi wayang yang menekankan pentingnya kebersamaan dan keharmonisan. 

"Pilihan politik boleh berbeda, tetapi persatuan dan kerukunan harus tetap diutamakan. Seperti dalam pagelaran wayang, kekompakan adalah kunci agar semuanya berjalan dengan baik. Begitu juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kekompakan adalah kunci untuk menjaga keamanan dan kestabilan negara," pesan Siti Fauziah.

Ia mengingatkan bahwa keamanan dan kedamaian negara sangat bergantung pada kekompakan dan kerukunan masyarakat, terutama di masa-masa krusial seperti Pilkada.

SIti Fauziah menyebut wayang bukan sekadar pertunjukan seni tradisional, melainkan juga cerminan nilai-nilai Pancasila yang harus terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.

"Wayang itu ada tuntunan dan tuntutan. Di dalam wayang, kita bisa melihat refleksi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam lakon dan cerita wayang. Oleh karena itu, melestarikan wayang berarti juga melestarikan nilai-nilai luhur bangsa kita," ujar Siti Fauziah.

Lebih jauh, Siti Fauziah menjelaskan bahwa sebuah pagelaran wayang tidak mungkin dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kerja sama yang erat antara pemain, dalang, dan sinden. 

Pagelaran wayang yang digelar di Gringgingsari ini juga menjadi bagian dari upaya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia yang kaya akan filosofi dan makna.

"Kami memilih Desa Gringgingsari ini karena antusiasme masyarakatnya yang sangat tinggi dalam melestarikan kesenian wayang. ," tegas perempuan yang akrab disapa Bu Titik ini.

Siti Fauziah mengajak masyarakat untuk tidak hanya menonton wayang sebagai hiburan, tetapi juga memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

"Di dalam setiap lakon wayang, ada pesan moral yang sangat kuat. Nilai-nilai gotong royong, keadilan, dan kebersamaan yang terkandung dalam cerita wayang sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila yang menjadi dasar negara kita. Maka, melestarikan wayang berarti juga melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendiri bangsa," ujarnya.

Diketahui, pegaleran wayang ini menjadi yang pertama pasca pandemic Covid-19. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan