Model pembelajaran BPS (Bermain Peran dan Simulasi) Tingkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas 5 Semester Genap

Senin 13 May 2024 - 22:13 WIB
Editor : Hendri

Kita semua tahu bahwasanya pendidikan dasar (tingkat SD/MI) sangatlah penting dan sangat berpengaruh bagi perkembangan bangsa dan negara kedepan. Oleh karena itu, haruslah kita mulai membenahi masalah-masalah yang mungkin masih banyak sekali muncul agar apa diharapkan dari pembelajaran dapat tercapai. 

Pembelajaran terdiri atas berbagai macam aspek yang saling mendukung dan mempengaruhi. Komponen pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, yang keberadaannya sama-sama berpengaruh. Bila diidentifikasi, komponen pembelajaran terdiri atas tujuan, materi, metode, media, model serta evaluasi. 

Dalam prosesnya, model pembelajaran sangatlah berpengaruh dalam tersampainya materi kepada para siswa. Menurut Trianto (2007), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Fungsi dari model pembelajaran ini adalah sebagai pegangan atau pedoman bagi para pengajar maupun perancang pembelajaran pada hal perencanaan atau pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Thamrin Tayeb:2017).

Terdapat berbagai jenis model pembelajaran baru saat ini yang dapat diterapkan dengan berbagai strategi yang sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran berbasis aktif yang diterapkan pada siswa kelas 5 MI Walisongo Karangdowo 02 Mata pelajaran IPA materi siklus air pada semester genap Tp.2023/2024 adalah BPS (bermain peran dan simulasi).

Bermain peran merupakan aspek simulasi anak dalam mengadopsi peran yang ia mainkan (Lee, 2006: 147). Sedangkan simulasi sendiri menurut Hasan (2002) merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.

Jadi, peserta didik dapat diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan ,gerak /model /pola/prosedur tertentu. Misalnya seorang guru menggunakan tayangan video dari youtube, peserta didik diminta mencermati alur cerita dan peran dari tokoh-tokoh yang ada kemudian berlatih sesuai tokoh yang diperankan. Pada tataran lebih kompleks membuat cerita sendiri kemudian memperagakannya dengan bermain peran. 

Dalam hal ini yang diterapkan pada siswa kelas 5 tersebut, yaitu menonton dan mencermati bersama video tentang siklus air dengan animasi yang menarik. Kemudian dibagi beberapa kelompok dengan anggota kelompok terdiri dari 5 anak. Masing-masing anak mengambil peran tersendiri, seperti menjadi awan, air laut, tumbuhan, angin, sungai. Kelompok yang menjadi gilirannya maju ke depan kelas, dan mempresentasikan perannya masing-masing dalam siklus air. Selain menjelaskan, mereka seolah-olah menjadi apa yang diperankan dengan menggambarkan dengan bahasa tubuhnya. Langkah akhir, guru mereview kembali presentasi dari masing-masing kelompok. 

Keefektifan menerapkan model pembelajaran bermain peran dan simulasi ini menjadikan sisa menjadi aktif selama proses belajar. Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa dan menjadi pengalaman menyenangkan sulit dilupakan. Model ini membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. 

Setiap kelebihan tak luput dari kekurangan. Model ini juga memiliki minus dimana tidak dapat ditetapkan pada semua mata pelajaran. Terkadang siswa malu ketika berbicara didepan kelas, sehingga menjadikan tujuan dari pembelajaran sulit tercapai. Selain itu, membutuhkan kreativitas dari siswa ataupun guru agar tidak monoton. Model ini juga memakan waktu yang mungkin lebih lama.

Maka dari itu, dibutuhkan persiapan yang baik dari guru dan siswa agar model pembelajaran ini berjalan efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.(*)

*) Penulis adalah Guru MI Walisongo Karangdowo 02, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.

 

Kategori :