Bank Sampah di Kutorojo

KEMBANGKAN BANK SAMPAH: Mahasiswa KKN UIN Gus Dur kembangkan bank sampah di Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen. -Hadi Waluyo-

Sebagai tindak lanjut pengukuhan Kampung Moderasi Beragama, warga Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen, didampingi LP2M UIN Gus Dur Pekalongan dan Dinas Perkim LH Kabupaten Pekalongan, berinisiatif mengembangkan program bank sampah dan budidaya magot.

Kegiatan penguatan program itu dilangsungkan di Balai Desa Kutorojo, baru-baru ini. Kegiatan diisi oleh Nur Wahyu Kuningsih selaku Ketua KP Dinas Perkim LH, serta Harosi, mahasiswa peserta KKN ke-82.

Nur Wahyu Kuningsih menyampaikan materi teknik pengelolaan bank sampah. Pada kesempatan itu, Nur mengaku siap mendampingi pembentukan bank sampah Kutorojo dari mulai aspek administrasi, strategi pengelolaan dan seterusnya.

Harosi menyampaikan materi teknik pengelolaan sampah dan budidaya magot yang dihasilkan dari sampah organik. Kegiatan ini merupakan tahapan kegiatan yang sebelumnya sudah dilakukan dengan pembentukan relawan bank sampah, serta praktik pemilahan sampah.

Kepala Desa Kutorojo Dulajad, menyampaikan, sampah merupakan persoalan lingkungan yang sudah meresahkan di Kutorojo. Program pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang mendesak. Terlebih karena ada program pengembangan wisata Goa Macan.

Karenanya, dia mengaku sangat mendukung program ini. Lebih dari itu, magot yang dihasilkan dari sampah organik, dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan sebagai salah satu usaha Bumdes.

Sementara itu, Kepala Pusat Moderasi Beragama, Nanang, menambahkan, sampah yang awalnya menjadi beban dan merusak lingkungan dapat disulap menjadi berkah jika dikelola. Sampah non organik seperti plastik dan logam dapat dijual dan menghasilkan uang.

"Sampah organik menghasilkan magot (belatung). Kotoran magot bisa menghasilkan pupuk organik untuk tanaman," kata dia.

Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Gus Dur, Jauhar Ali, menyampaikan, program pengelolaan sampah merupakan salah satu alternatif yang bisa dikembangkan setiap kelompok KKN UIN Pekalongan. Tapi, tentu saja berbasis pada inisiatif dan partisipasi warga setempat.

Pada tempat terpisah, Imam Kanafi selaku ketua LP2M mengatakan, visi kemanusiaan yang melekat pada Gus Dur, selaku ikon kampus UIN Pekalongan memberi spirit untuk terus mendampingi masyarakat menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari. Keilmuan, menurutnya, harus membumi, serta memiliki aplikasi nyata pada kehidupan sehari-hari.(had)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan