Perkuat Literasi Lewat Kajian Koleksi Museum Batik Pekalongan "Batik Tok Wi"

SERU - Keseruan kajian koleksi musuem batik Pekalongan yang tengah berlangsung di halaman museum setempat.-DWI FUSTI HANA PERTIWI -

KOTA - Dalam upaya meningkatkan potensi nilai koleksi sekaligus memperkuat literasi, Museum Batik Pekalongan menggelar kegiatan bertajuk kajian koleksi Musuem Batik Pekalongan Batik Tok wi sekaligus bedah buku Tok Wi Altar Leluhur karya Indrawati Gondowinoto yang berlangsung di halaman Musuem Batik Pekalongan, Jumat (23/8/2024)

Kepala UPTD Museum Batik Kota Pekalongan, Nurhayati Sinaga mengatakan salah satu fungsi dasar museum di samping melakukan perawatan juga melaksanakan penelitian koleksi untuk dikomunikasikan kepada masyarakat.

"Kali ini yang menjadi pembahasan kajian koleksi Musuem batik Pekalongan ialah Batik Tok Wi. Disini terdapat empat koleksi Tok wi yang akan bersama kita kaji disini," ungkap Nurhayati disela acara berlangsung.

Selain mengkaji empat koleksi Tok wi milik Musuem, Nurhayati juga menjelaskan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan penulis Buku 'Tok wi Altar Leluhur' karya Indrawati Gondowinoto yang akan juga dibedah disana.

"Selain kita mengkaji koleksi, kita juga mengajak penulis Indrawati Gondowinoto untuk sekaligus melounching bukunya disini, guna memperkuat kembali literasi mengenai batik," lebih lanjut.

Menurutnya, penting adanya kajian koleksi ini agar pemahaman informasi secara rinci mengenai batik khususnya Tok wi ini lebih digalih, agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan. Menyasar pelajar dan mahasiswa, praktisi, akademisi hingga masyarakat umum ini ia berharap mereka lebih mengerti dan respect terhadap koleksi Museum Batik.

"Dengan mengundang dari berbagai kalangan, dan dikonsep lebih santai tentu berharap mereka jadi mengerti. Istilah nya tak kenal maka tak sayang. Semoga bisa bertahap seluruh koleksi dikaji dan dipublikasikan ke masyarakat," tandasnya.

Sementara itu, Indrawati Gondowinoto sebagai penulis buku 'Tok wi Altar Leluhur' yang merupakan orang asli Pekalongan yang kini berdomisili di Kota Yogyakarta. Memberikan kajian dalam bentuk bedah buku yang dikemas sederhana dengan turut hadir di dampingi dengan sejumlah narasumber seperti Indrawati Gondowinoto, Wulan Utoyo, Dirhamsyah dengan moderator Ribut Achwandi.

Mengkaji lebih dalam mengenai buku berjudul 'Tok wi Altar Leluhur', yang bercerita tentang tok wi batik dan wujud bakti kepada orang tua serta leluhur.

Indrawati Gondowinoto menjelaskan bahwa Tok wi sendiri berasal dari Tiongkok dan terbuat dari sutra. Kemudian karena adanya kawin campur antara penduduk lokal dengan pendatang dari bangsa Tionghoa, tok wi pada akhirnya juga dibuat dari batik dan dikenal sebagai tok wi batik.

Tok wi sendiri juga merupakan wujud bakti kepada orang tua dan leluhur yang diwujudkan melalui doa di meja khusus untuk mengenang mereka, meja khusus ini lah yang disebut meja altar leluhur. Dan kain penutup untuk meja tersebut juga khusus dan yang disebut tok wi.

"Melalui buku kita akan tahu ternyata banyak filosofi-filosofi yang tinggi, meski tampak sederhana. Seperti halnya persoalan meja abu atau altar leluhur, yang menandakan semakin banyaknya abu disana artinya banyak dari mereka yang sembahyang dan menghormati leluhur untuk mengikuti tradisi tersebut," katanya.

Menurutnya, Tok wi batik ini juga bukan sekedar taplak atau penutup kolong meja saja. Namun kain sakral penutup meja abu atau meja altar leluhur yang memiliki filosofi tinggi.

Perlu diketahui, buku Tok Wi Altar Leluhur milik Indrawati ini merupakan karya baru setelah sebelumnya menerbitkan buku berjudul Batika. (Adv/ap3)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan