Sejarah Kampung Arab di Pekalongan dan Peranan Keluarga Arab pada Masanya

Sejarah Kampung Arab di Pekalongan dan Peranan Keluarga Arab Pada Masanya--

Selain peranan dari tiga keluarga pengusaha Arab kaya tersebut, arsitektur rumah-rumah di Kampung Arab juga sedikit banyak meniru dari arsitektur rumah-rumah tinggal di kampung tetangga, yaitu Kampung Eropa atau dari bangunan-bangunan di pusat pemerintahan atau pun tren bangunan di wilayah Pecinan.

Jika melihat sisi positifnya, penjajahan Belanda terhadap Indonesia selain menyisakan kepedihan dan kesedihan,  juga meninggalkan jejak arsitektur masa lalu yang kaya.

Perkembangan dunia arsitektur di belahan dunia eropa pada masa itu diterapkan di lingkungan tanah jajahan. Gedung-gedung pusat pemerintahan pun dibangun demi mengukuhkan kekuasaan mereka atas tanah jajahan juga rumah-rumah kediaman para penguasa serta para keluarganya.

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Pejuang Islam di Pekalongan, Alim dan Bijaksana dalam Memimpin Umat

Hal ini pada akhirnya memberikan warna tersendiri bagi tampilan kota-kota di Indonesia yang pernah menjadi pusat pemerintahan penjajahan Belanda.

Demikian juga yang terjadi di Pekalongan, dan jejak budaya arsitektur kolonial itu banyak dijumpai di Kampung Arab, Pekalongan, terutama di kelurahan Sugihwaras.

Pada kenyataannya, kekayaan sejak arsitektur di Kampung Arab bisa dikelola untuk dijadikan sebagai alternatif paket wisata yang menawarkan nilai sejarah, budaya, dan romantisme masa lalu.

Kampung Arab adalah sebuah aset yang dapat dimunculkan sebagai sebuah kawasan budaya yang selayaknya dilestarikan.

Bagaimanapun juga, sejarah peradaban di Pekalongan tidak terlepas dari keberadaan Kampung Arab ini. 

Sumber: Buku Pekalongan yang (Tak) Terlupakan, karya: M. Dirhamsyah

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan