Masih Nyinyirin Pemain Keturunan? Negara Ini Sukses pakai Pemain Keturunan, Negara Apa Saja?

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Di bawah asuhan Luis de la Fuente, Timnas Spanyol mulai menunjukkan perubahan signifikan dalam strategi permainan.

Tim ini kini lebih sering melancarkan serangan cepat melalui sayap, meninggalkan gaya permainan tiki-taka yang sudah menjadi identitas sepak bola Spanyol selama lebih dari satu dekade.

Keberanian de la Fuente untuk mengadaptasi skema ini terlihat dari pemanfaatan dua talenta muda berdarah Afrika di sektor sayap, yaitu Nico Williams dan Lamine Yamal.

Keduanya membawa darah dari orang tua yang berasal dari luar Spanyol, dengan Nico memiliki keturunan Gana, sedangkan Yamal memiliki darah Guinea Khatulistiwa dan Maroko.

BACA JUGA:Gegerkan KNVB Belanda! Bomber 345 Miliar Diboyong STY, Akankah Hooijdonk Dinaturalisasi Timnas Indonesia?

Perubahan ini mengingatkan kita pada sejarah Timnas Spanyol yang pernah memanfaatkan pemain keturunan, seperti Marco Senna saat Euro 2008.

Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara di dunia sepak bola kini banyak mengandalkan pemain keturunan untuk memperkuat tim nasional mereka.

Dilansir dari kanal Youtube Starting Eleven pada hari Jumat (12/7), mari kita ulas beberapa negara yang sukses berkat strategi ini.

Prancis: Kekuatan dari Pemain Keturunan

Prancis adalah salah satu negara yang paling sukses dalam memanfaatkan pemain keturunan. Dalam dua edisi Piala Dunia, 1998 dan 2018, Prancis berhasil meraih gelar juara dengan mengandalkan banyak pemain berkulit hitam yang memiliki darah Afrika.

BACA JUGA:Demi Kedalaman Skuad! Pemain Keturunan Ini Bisa Gabung Timnas Indonesia, Siapa Saja?

Pada 1998, pelatih Aimé Jacquet memanggil banyak pemain dengan latar belakang Afrika, seperti Claude Makélélé dan Patrick Vieira.

Begitu juga di 2018, hampir 90% skuad Prancis dipenuhi oleh pemain-pemain keturunan. Pemain seperti N'Golo Kanté, Paul Pogba, dan Kylian Mbappé menjadi kunci kesuksesan tim "Les Bleus".

Maroko: Kebangkitan Diaspora