Legenda Desa Jeruksari Kabupaten Pekalongan

Desa Jeruksari-Youtube Agus SaLim-

Maling Sekti mulai kewalahan melawan kesaktian Ki Branjang Kawat, ia melarikan diri ke arah barat menuju sungai Sengkarang.

Kemudian ia terjun ke sungai untuk sembunyi dari Ki Branjang Kawat yang bersiap menumpasnya. Melihat musuhnya terjun ke sungai, Ki Branjang Kawat juga menceburkan dirinya untuk menangkap musuhnya.

Namun setelah sekian lama menyelam ke dasar sungai, Ki Branjang tak kunjung menemukan Maling Sekti. Abdi Mataram tersebut kemudian menyembulkan kepalanya ke permukaan air, mengamati dan mencari keberadaan perusuh licik itu.

BACA JUGA:Makam Dowo di Pekalongan Panjangnya 5-6 Meter, Siapa Sebenarnya yang Dimakamkan di Situ?

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Tokoh Sufi Kontroversial di Pekalongan, Penyebar Konsep Manunggaling Kawulo-Gusti

Hingga Ki Branjang janggal dengan adanya pohon jeruk yang tadi tidak ia lihat, seolah pohon tersebut tumbuh dengan tiba-tiba.

Setelah dilihat-lihat, pohon jeruk itu hanya memiliki satu buah saja, Ki Branjang Kawat menduga musuhnya telah menjelmakan dirinya sebagai pohon jeruk.

Tanpa berpikir panjang Ki Branjang Kawat langsung memetik buah jeruk itu dan menyesap sari buahnya. Peristiwa inilah yang menjadi asal-usul nama desa Jeruksari di Kabupaten  Pekalongan.

Seiring berjalannya waktu, dukuh-dukuh yang menjadi tempat adu ilmu Ki Branjang Kawat dengan Maling Sakti tadi berkembang.

BACA JUGA:Menilik 3 Makam Kyai Besar di Pekalongan, Masyhur Memiliki Ilmu yang Luas dan Dihormati Ulama Lain

Dan pada tahun sekitar 1800 M, dukuh-dukuh tadi bergabung dengan desa Jeruksari. Hingga saat ini desa Jeruksari memiliki 5 dukuh, yakni dukuh gejlik, dukuh kranding, dukuh jeruksari, dukuh cokrah, dan dukuh sebakung.

Demikian kisah legenda Desa Jeruksari Kabupaten Pekalongan. Semoga bermanfaat.(*) 

Tag
Share