Kisah Karomah Ayah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, Maulana Habib Ali Gholib bin Hasyim bin Yahya

Makam Habib Ali bin Yahya-Laduni.id-

Singkat cerita Kyai Abu Bakar menjelaskan terkait apa yang tengah dipikirkan beliau, ternyata ada satu permasalahan yang belum bisa dijawab secara gamblang dalam forum tadi.

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Tua di Kayugeritan, Habib Luthfi bin Yahya sering Ziarah Kesini

Mendengar permasalahan yang belum terjawab, Habib Ali langsung menyebutkan bahwa jawaban dari permasalahan itu ada di kitab yang tersimpan di lemari Kyai Abu Bakar.

Habib Ali bin Yahya bahkan menyebutkan isi dari penjelasan kitab yang dimaksud. Setelah mendengar itu dari santri kesayangannya, Kyai Abu Bakar pun bergegas mengambil kitab itu dan mengecek kebenarannya.

Ternyata apa yang dikatakan Habib Ali sangat tepat, jawaban dari permasalahan yang belum terjawab ada dalam kitab tersebut.

Selain memiliki kedalaman ilmu agama yang luar biasa dan menguasai 27 macam bahasa, Habib Ali hanya membutuhkan waktu 6 bulan untuk menghafalkan Al-Qur'an.

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Mbah Gendon di Kesesi, Kisah Wali Keramat dari Pekalongan

BACA JUGA:Napak Tilas Mengunjungi Makam Wali Keramat di Pekalongan, Makam Mbah Kyai Nurul Anom Kranji Kedungwuni

Kisah karomah ayah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan lainnya terlihat saat di daerah Karangampel Indramayu, saat itu pada tahun 1951 M terjadi gagal panen di daerah tersebut.

Pak Tamrin (Lurah saat itu) berinisiatif mengundang Habib Ali untuk bermain gambus guna menghibur masyarakat, namun Habib Ali kala itu belum tahu perihal gagal panen yang dialami masyarakat Karangampel.

Sama seperti Habib Luthfi yang gemar dan ahli dalam memainkan beberapa alat musik, Habib Ali Gholib pun demikian. Bahkan sejak kecil beliau sudah suka bermain biola.

Singkat cerita setelah bertanya mengapa Pak Lurah Tamrin mengadakan acara gambusan, Habib Ali langsung mengajak masyarakat untuk membaca sholawat dan mengatakan bahwa besok masyarakat akan panen.

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Tokoh Sufi Kontroversial di Pekalongan, Penyebar Konsep Manunggaling Kawulo-Gusti

Pak Tamrin dan masyarakat awalnya kebingungan dengan apa yang disampaikan Habib Ali. Tapi keesokan harinya mereka berubah kaget campur senang melihat sawahnya tiba-tiba siap dipanen.

Habib Ali wafat pada hari Jumat tanggal 10 Dzulqodah. Hari sebelumnya, tepatnya pada hari Senin beliau sudah berpesan pada keluarga bahwa beliau akan meninggal di hari Jumat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan