Menelusuri Makam Wali Perempuan di Pekalongan, Ibu Agung Siti Fatimah Ambariyah

Bupati Fadia Arafiq di Makam Siti Ambariyah-Pekalongankab.go.id-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan mengajak pembaca untuk menelusuri makam wali perempuan di Pekalongan, sosok pejuang putri dari Wali Agung.

Pekalongan sebagai wilayah tua memiliki banyak sekali jejak peradaban para leluhur, khususnya peradaban Islam. Mulai dari masjid, makam, ataupun pondok pesantren.

Di Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Desa Bukur ada sebuah makam tua yang sampai saat ini kerap dikunjungi para peziarah baik lokal maupun luar Pekalongan.

Makam tersebut adalah makam seorang wali perempuan sekaligus pejuang kemerdekaan, sosok yang jarang sekali kita temui mengingat peran perempuan pada saat itu masih cenderung terkekang.

BACA JUGA:Makam Dowo di Pekalongan Panjangnya 5-6 Meter, Siapa Sebenarnya yang Dimakamkan di Situ?

Pembaca pasti setuju kalau makam seorang wali perempuan yang masih banyak diziarahi sampai sekarang sangat jarang sekali, maka dari itu makam tua di Bukur ini cukup menarik.

Masyarakat mengenalnya dengan nama Ibu Agung Siti Fatimah Ambariyah atau Siti Ambariyah. Nama beliau sudah masyhur di Pekalongan dan sekitarnya.

Jika di Jepara ada Ibu Kartini, maka di Pekalongan ada Ibu Siti Ambariyah. Jauh sebelum ada Ibu Kartini, Pekalongan lebih dahulu memiliki Ibu Siti Ambariyah yang juga menginspirasi. 

Menurut beberapa sumber yang ada, Ibu Siti Ambariyah adalah putri dari Ki Ageng Rogoselo, ulama sekaligus wali besar yang makamnya di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.

BACA JUGA:Menenangkan, Mengunjungi Makam Ki Ageng Rogoselo dan Ki Gede Penatas Angin, 2 Wali Besar di Pekalongan

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Pejuang Islam di Pekalongan, Alim dan Bijaksana dalam Memimpin Umat

Berbeda dengan perempuan lain pada zaman itu, Ibu Siti Ambariyah memilih waktunya untuk diabdikan untuk agama dan perjuangan melawan penjajah.

Beliau dikenal sebagai sosok dari kalangan perempuan yang menyiarkan agama Islam sekaligus berjuang melawan penjajah, pada saat itu wilayah Pekalongan masih dijajah oleh Portugis.

Jasa besar Siti Ambariyah sampai sekarang masih dikenang oleh masyarakat, haulnya diselenggarakan setiap satu tahun sekali, makamnya pun masih ramai diziarahi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan