Menilik 3 Makam Kyai Besar di Pekalongan, Masyhur Memiliki Ilmu yang Luas dan Dihormati Ulama Lain

Makam KH. Amir Idris-Laduni.id-

Sepulang dari pengembaraan ilmunya di Makkah, beliau diperintah membantu mengasuh pondok guru sekaligus ayah mertuanya, yakni KH. Sholeh Darat.

Lalu pada tahun 1925 beliau beserta keluarganya memutuskan untuk menetap di Pekalongan, tepatnya di Simbang Kulon.

BACA JUGA:Mengunjungi Makam Pejuang Islam di Pekalongan, Alim dan Bijaksana dalam Memimpin Umat

Di Pekalongan, Kyai Amir tetap mengajar dan berdakwah menyebarkan ilmu yang sudah didapat, beliau juga sempat mendirikan pondok pesantren di Pekalongan.

Banyak ulama besar yang pernah mengaji pada KH. Amir Idris, di antaranya adalah Kyai Mahrus Aly (Lirboyo), Kyai Ali Maksum (Krapyak), Kyai Muhammadun (Pati), dan masih banyak yang lainnya.

2. KH. Ahmad Subki Masyhadi

Makam kyai besar di Pekalongan yang selanjutnya adalah makam seorang ulama alim pendiri Pondok Pesantren Al-Masyhad Manba'ul Falah Wali Sampang, Kota Pekalongan.

Beliau KH. Ahmad Subki Masyhadi dimakamkan di kompleks pemakaman Sapuro, berdekatan dengan makam leluhurnya sekaligus ulama besar di Pekalongan juga, yakni Syekh Umar Khottob. Tidak jauh dari kubah makam Habib Ahmad bin Abdullah al-Athas.

BACA JUGA:Inilah Beberapa Fadhilah Qasidah Burdah dan Cara Penggunaannya dalam Kitab KH Subki Masyhadi Pekalongan

BACA JUGA:Dikenal sebagai Pendakwah yang Humoris, Almaghfurlah KH Su'udi Kergon ternyata Ahli Tirakat

Kyai Subki Masyhadi lahir di Pekalongan pada tanggal 9 September 1933 M. Ayah beliau bernama KH. Masyhadi yang silsilah nasabnya sampai pada Sunan Gunung Djati Cirebon.

Sedangkan ibundanya bernama Ibu Hj. Mustiah, putri dari Syekh Umar Khottob. Silsilah dari jalur ibu sampai pada Ki Ageng Pekalongan yang dimakamkan di Wonobodro.

Pendidikan beliau didapat dari beberapa ulama besar, di antaranya adalah Mbah KH. Abdullah Zaeni (Demak), Mbah KH. Ma'shum (Lasem), KH. Noer Fathoni (Kendal), dan masih banyak lagi.

3. KH. Akrom Shofwan

Lahir di Pekalongan pada tanggal 12 Desember 1947 dari pasangan KH. Shofwan dan Hj. Timu, Kyai Akrom menjadi ulama yang memiliki pemahaman tentang kitab klasik yang luar biasa.

Tag
Share