Nobar Buku Harianku, Penuh Haru

TONTON - Keseruan para pendidik saat menonton bersama film Buku Harianku.-MALEKHA-

KOTA - Sebuah film yang berjudul Buku Harianku dinilai mampu mendorong penguatan pendidikan karakter pada anak. Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan bersama Forum Pemuda Pelopor serta para kepala sekolah berkesempatan nobar Film Buku Harianku di XXI Transmart Pekalongan, Rabu siang (18/9/2024).

Kepala Dindik Kota Pekalongan, Zainul Hakim mengaku secara pribadi meneteskan air mata melihat tayangan film. "Kami dari Dindik dan para kepala sekolah, SKB yang mengelola pendidikan bersyukur mendapat kesempatan dari Forum Pimpinan Nasional Pemuda Pelopor," terang Hakim. 

Menurut Hakim film dengan judul Buku Harianku dengan pemeran pemain yang luar biasa. "Dari film ini kita belajar para orang tua punya pola asuh bagaimana penguatan karakter peserta didik dan orang tua ke anaknya," cerita Hakim. 

Sementara itu, Perwakilan Forum Pemuda Pelopor Jakarta sekaligus Koordinator Lapangan Nobar Buku Harianku, Fenty Khoiriyani menjelaskan bahwa program nobar ini bagian dari penguatan pendidkan karakter anak yang sudah terselenggara 4-5 tahunan dengan menyasar para pelajar.

"Untuk di Pekalongan ini kami undang tenaga pengajar terlebih dahulu agar memahami yang disampaikan, guru harus tau dulu apa yang ditonton. Kalau dari sisi anak kami ingin memberikan penguatan karakter melalui media film," bebernya. 

Lanjut Fenty, kurikulum merdeka sendiri ada program outing class dan P5 bisa ke museum dan lainnya. Nah untuk nobar film ini juga jadi salah satu media, karena media film lebih mudah diserap anak. Ditambah lagi nilai-nilai yang telah disisipkan melalui film. 

Sinopsis Film Buku Harianku

Buku Harianku mengangkat kisah tentang Kila (Kila Putri Alam), seorang anak perempuan yang selalu menuangkan apapun termasuk isi hatinya ke dalam buku harian. Ia dibesarkan oleh seorang single parent, yaitu Riska. Suatu hari, Kila dan keluarganya berencana untuk pergi liburan, namun rencana itu gagal.

Tak hanya itu, Kila dititipkan pada kakeknya, Prapto, yang tinggal di Sukabumi. Ternyata Kakek Prapto tidak begitu suka dengan anak kecil, karena dianggap sebagai pengganggu dan kerap merepotkan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu hubungan keduanya semakin dekat. Di saat yang bersamaan, Kila juga bertemu lagi dengan sahabatnya, Rintik, seorang penyandang disabilitas yang pemalu namun memiliki keberanian yang tinggi. Kedua anak ini memiliki sifat yang begitu berbeda, tetapi mereka terlibat dalam sebuah petualangan yang tak terduga.(Mal)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan