Bagaimana Dalil Merayakan Bulan Kelahiran Nabi Muhammad saw? Apakah Bid'ah?

Kubah hijau Masjid Nabawi-jualkubahmasjid.id-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan mencoba menyebutkan beberapa dalil merayakan bulan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Memasuki bulan Rabiul Awwal berarti juga memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad saw, sebab menurut pendapat yang paling masyhur beliau dilahirkan pada bulan tersebut.

Nabi Muhammad tepatnya lahir di dunia ini pada hari 12 Rabiul Awwal, bertepatan dengan hari Senin, seperti dalam hadis riwayat Imam Muslim berikut:

أَنَّ أَعْرَبِيًّا سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صلي الله عليه وسلم عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ, وَأُنْرِلَ عَلَيَّ فِيْهِ 

Artinya: Seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa di hari Senin, Rasulullah menjawab: "Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, dan hari di mana (wahyu) diturunkan kepadaku." (HR. Imam Muslim).

BACA JUGA:5 Kitab Maulid yang Populer di Indonesia, Media untuk Seseorang Mengenal dan Mencintai Nabi Muhammad SAW

Oleh sebab itu banyak dari umat muslim yang bergembira ketika datangnya bulan Rabiul Awwal, bulan di mana sang junjungan dan orang paling mulia dilahirkan.

Banyak ulama yang justru menganjurkan hal tersebut, bahwa bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad adalah sebuah kebaikan.

Melansir dari E-Book dari LTN Kesan Langitan berjudul "Muhasabah Cinta di Bulan Mulia" yang disusun oleh Muhammad Jawwad Chilmi, ada beberapa dalil tentang merayakan bulan kelahiran Nabi Muhammad saw atau juga biasa disebut bulan maulid.

Di antaranya adalah dalil bahwa Nabi Muhammad memuliakan hari kelahirannya dan bersyukur dengan melakukan puasa, seperti pada hadis yang sudah disebutkan sebelumnya.

BACA JUGA:Sholawat Penyelamat, Inilah Sejarah dan Keutamaan Sholawat Munjiyat

BACA JUGA:Ijazah Sholawat dari Guru Sekumpul agar Bermimpi Nabi Muhammad SAW, serta Fadilah Bermimpi Nabi SAW

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah sendiri juga memuliakan hari kelahirannya. Meskipun bentuk atau caranya berbeda, namun esensi dari memperingati maulid tetaplah ada.

Dalil yang selanjutnya datang dari Al-Qur'an, dari Surat Yunus ayat 58 yang berbunyi:

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan