Contohnya adalah bakteri golongan E. E. coli dalam air minum dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, seperti diare.
BACA JUGA:Minuman yang Cocok Dikonsumsi saat Tubuh Terasa Lelah dan Kurang Bersemangat
3. Tidak pada suhu tinggi
Suhu air minum juga bisa menjadi kriteria untuk menentukan apakah air tersebut aman untuk diminum atau tidak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklaim bahwa sumber air minum yang terpapar suhu tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Akibatnya, air minum menjadi tercemar dan tidak dapat digunakan.
Salah satu jenis mikroorganisme tersebut adalah bakteri kaliform yang mampu tumbuh dan berkembang di dalam air dengan suhu 37 ° C.
Contoh lainnya adalah bakteri Escherichia Coli yang jumlahnya dapat meningkat di dalam air dengan suhu 44,2 °
4. Tidak mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya
Air minum yang bersih dan aman juga harus bebas dari logam berat dan bahan kimia berbahaya. Dimulai dengan amoniak, arsen, timbal, benzena, merkuri dan lain-lain.
Kontaminasi air minum dengan logam berat dan bahan kimia dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Termasuk kanker, penyakit ginjal, dan gangguan reproduksi.
Air minum yang terkontaminasi logam berat dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kerusakan ginjal, penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes.
5. Kisaran PH dari 6,5 hingga 8,5
Kriteria air minum yang aman untuk dikonsumsi adalah tingkat pH netral, yaitu pada kisaran 6,5-8,5.
Tingkat PH yang terlalu rendah dapat membuat air lebih rentan terhadap kontaminasi zat berbahaya. Jika pH air terlalu rendah, dapat menyebabkan korosi atau karat pada jaringan pipa air minum.
Hal ini tentunya akan menimbulkan kontaminasi karat pada air minum, sehingga penggunaannya tidak aman.