Museum Batik Suguhkan Pameran hingga Malam Hari

Kamis 25 Jul 2024 - 23:30 WIB
Reporter : Wahyu Hidayat
Editor : Damar Purbono

KOTA - Museum Batik Pekalongan berkolaborasi dengan lima museum lain dari luar Kota Pekalongan saat ini tengah menggelar Pameran Pustaka Dwipantara di Museum Batik, Kota Pekalongan.

Pameran berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu–Jumat (24–26/7/2024). Tak hanya Museum Batik, pameran ini diikuti pula lima museum lain yang memamerkan koleksi selain batik.

Kelima museum dari luar daerah yang ikut terlibat dalam pameran ini yakni Museum Ranggawarsita, Museum Negeri Sumatera Utara, Museum Sonobudoyo, Museum Kekayon, dan Museum Tosan Aji.

Selama digelarnya event ini, masyarakat bisa sensasi pengalaman 'night at the museum', menikmati pameran di dalam museum hingga malam hari. Sebab, pameran ini dibuka mulai pukul 08.00-21.00 WIB dan pengunjung juga bisa menikmati aneka kuliner yang disediakan oleh beberapa UMKM.

Pameran Pustaka Dwipantara ini dibuka langsung oleh Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, didampingi Ketua TP PKK Inggit Soraya, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) Sabaryo Pramono, Kepala BPKAD Anita Heru Kusumorini, perwakilan OPD, penggiat batik, perwakilan komunitas kebaya dan tamu undangan lainnya, pada Rabu malam (24/7/2024).

Saat pembukaan pameran, Wali Kota Afzan memberikan apresiasi kepada Museum Batik Pekalongan. Sebab, di usia ke-18 tahun, Museum Batik terus berinovasi dan berkiprah untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.

Tak hanya batik, seperti pada Pameran Pustaka Dwipantara ini, Museum Batik melibatkan beberapa museum daerah lain untuk turut memamerkan koleksi lain bukan batik. 

“Pada hari jadi Museum Batik Pekalongan yang ke-18 ini, ada beberapa pameran dari rekan-rekan museum dari daerah Sumatera Utara, Yogyakarta, Semarang. Ini sangat luar biasa, Museum Batik hadir untuk melestarikan warisan Kota Pekalongan," kata Aaf, sapaan akrab Afzan.

"Selain itu, di momen tertentu, tempat ini (Museum Batik, red) bisa menjadi tempat belajar untuk masyarakat sini bahwa di daerah lain juga punya museum yang menyimpan warisan budaya khas dari masing-masing daerahnya," sambung Aaf.

Sementara itu, Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan Sabaryo Pramono menuturkan pameran ini berbeda dari sebelumnya, sebab pihaknya memberikan sensasi menikmati suasana Museum Batik di malam hari yang belum pernah dirasakan oleh masyarakat.

Ia berharap lewat Pameran Pusaka Dwipantara ini, rasa cinta masyarakat kepada Museum Batik semakin tumbuh sehingga kelestarian batik bukan hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan.

"Upaya untuk mengembangkan museum terus kita lakukan, seperti pameran ini buka malam hari, meskipun di hari tertentu belum bisa kita laksanakan, tetapi kami sudah mulai mencoba untuk bisa lebih menghidupkan museum di malam melalui program latar museum, memanfaatkan halaman Museum untuk pertunjukan musik lokal dan tradisional seperti keroncong juga komunitas masyarakat. Harapannya ini bisa menambah daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke Museum Batik," ungkapnya.

Sebagai informasi, untuk harga tiket masuk pameran sama dengan hari biasa yaitu Rp3.000 rupiah untuk pelajar, Rp7.000 untuk dewasa, dan pengunjung dari mancanegara Rp20.000. (way)

Kategori :