SKB Bikin Konsep Kelas Ramah Disabilitas dan Anak

Minggu 28 Jan 2024 - 23:42 WIB
Reporter : malikha
Editor : Hendri

KOTA- Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pekalongan membuat konsep kelas ramah Disabilitas dan anak. Hal ini tentunya menjadi terobosan sebagai upaya menjadi ruang baik untuk menanggulangi anak-anak putus sekolah dan mendongkrak indeks pembangunan manusia setempat. 

Kepala bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Sherly Imanda Hidayah menuturkan bahwa saat ini gedung SKB saat ini memiliki 3 ruang kelas yakni A, B, C serta satu ruang laboratorium komputer. Pengaturan ruang kelas didesain sesantai mungkin, tidak seperti ruang kelas pada sekolah formal.

 “Di dalamnya bukan lagi tatanan anak yang duduk di meja satu per satu namun di setting sedemikian rupa senyaman mungkin seperti disediakan sofa melingkar, meja dan kursi melingkar yang memungkinkan anak-anak belajar dan berdiskusi memecahkan permasalahan bersama saling sharing dengan nyaman,” ungkap Sherly.

Dikatakan Sherly, pihaknya memahami anak putus atau tidak sekolah memiliki kondisi dan motivasi yang kurang baik, apabila jika situasi tempat belajarnya tidak mendukung dan membuat mereka merasa tidak nyaman bisa saja kembali berdampak pada menurunnya motivasi belajar, dengan konsep yang sangat berbeda ini harapannya memberikan pacuan untuk selalu berangkat ke sekolah, mulai mencintai sekolah sampai pada akhirnya mereka bisa kembali belajar seperti sedia kala.

Terkait anak berkebutuhan khusus yang juga ditampung di SKB Kota Pekalongan, dijelaskan Sherly di setiap kelas tersedia kursi dan meja yang tidak lagi bersudut lancip, ditambah dengan alas rumput sintetis untuk merespon sensorik warga belajar inklusi.

“Kami lihat konsep belajar disini benar-benar sudah sangat merdeka, kami berharap para pendidik juga memahami cara belajar anak-anak yang berbeda, mudah-mudahan sesuai dengan target awal kita SKB bisa menjadi percontohan bagi lembaga pendidikan lain khususnya pendidikan non formal di kota Pekalongan. Ketersediaan sekolah yang ramah dan merdekakan mereka semoga tidak hanya berangkat di awal saja habis itu tidak berangkat lagi namun terus ada di lingkungan SKB, semua anak pekalongan paling tidak bisa bersekolah sampai tingkat SMA,” tuturnya.

Ia berharap keberadaan SKB bisa mendorong program tuntas Dinas Pendidikan yakni totalitas upaya nyata tuntaskan anak putus sekolah, “Kami akan terus bekerjasama dengan PKBM lainnya agar anak putus sekolah ini bisa kembali bersekolah juga dengan OPD lain seperti bappeda, DPMPPA, kelurahan, kecamatan untuk berkolaborasi mengembalikan anak putus sekolah baik ke sekolah formal maupun sekolah non formal,” pungkas Sherly.(mal)

Kategori :