Sukseskan Jejamuan Art Project, 20 Seniman Muda Sambangi Kampung Jamu Gesikan Sleman

Selasa 17 Sep 2024 - 20:32 WIB
Reporter : ACHMAD ZAENURI
Editor : Damar Purbono

KENDAL - Ikhtiar merawat jamu sebagai warisan leluhur ternyata juga diminati para seniman muda. Lewat event bertajuk Jejamuan Art Project, mereka mencoba memperkenalkan budaya jamu ke kalangan muda melalui pendekatan berkesenian.

Ketua Panitia, Antonius Aditya Jatmika, menyebut Jejamuan Art Project merupakan sebuah inisiatif pengembangan budaya jamu ke ranah objek pemajuan kebudayaan yang lebih luas, yaitu seni. 

Pasalnya, meski telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO, faktanya eksistensi jamu mulai terancam dan mengalami situasi yang cukup rentan. 

"Sebagai missal, kesan pahit dan kurang enak pada jamu menghambat kalangan muda mengonsumsinya. Sehingga menurunkan minat bagi kalangan tersebut untuk berkenalan dan mengeksplorasi jenis-jenis jamu yang lain," ungkap Antonius.

Karena itu, selain mengenalkan jamu dalam bentuk lain yakni representasi karya seni, Jejamuan Art Project juga diharapkan mampu menumbuhkan daya tarik kalangan muda untuk ikut menghidupkan budaya jamu dalam lintas multidisiplin, salah satunya bidang seni.

SAMBANG JAMU 

Dalam rangkaian Jejamuan Art Project ini, para seniman muda Kendal ini juga melakukan lawatan sambang jejamuan ke Kampung Jamu Gesikan, Merdikorejo, Sleman untuk bersama-sama belajar tentang warisan budaya jamu. Kegiatan yang dilangsungkan 2 hari, Sabtu sampai Minggu, 14-25 September 2024 ini harapannya bisa menyokong penciptaan dan pameran karya seni bertema budaya jamu. 

Dalam kegiatan Sambang Jejamuan di Kampung Jamu Gesikan, para seniman muda diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan mulai dari menonton film dokumenter jamu, dialog dan diskusi bersama perajin jamu, serta membuat jamu secara langsung. 

"Bagi para seniman muda, ini menjadi pengalaman pertama mereka berada di Kampung Jamu," ucap Antonius.

Kegiatan ini selain diikuti oleh para seniman muda dari kalangan mahasiswa sekitar Jogja, juga terdapat seniman yang berasal dari luar provinsi, seperti Solo, Boyolali, Kendal, dan Garut.

Lebih dari 20 seniman ini menginap dan berinteraksi untuk menggali berbagai pengetahuan dengan masyarakat perajin jamu. 

Kurator Jejamuan Art Project, M Yusril Mirza,  mengatakan, kehadiran para seniman muda ke Kampung Jamu Gesikan diharapkan bisa menjadi ajang pengenalan warisan budaya Jamu kepada generasi muda.

"Sejak awal, tujuan utama Jejamuan Art Project tidak hanya pada kegiatan pameran yang berisi karya seni saja. Melainkan dengan menemui para pembuat jamu di lingkungan tempat tinggalnya, maka para seniman muda dapat mengenali langsung, proses pembuatan jamu beserta berbagai situasi menarik dan intrik dari dinamika kehidupan pembuat jamu. Sehingga para seniman muda dapat mengekspresikan segala hal yang dialaminya selama berada di Kampung Jamu ke dalam bentuk karya seni yang penuh dengan narasi pesan edukatif dan reflektif." jelasnya.

Kegiatan ini pun disambut antusias peserta. Salah satu seniman muda Kendal, Beatrix Riris, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Sambang Jejamuan.

"Luar biasa, saya bisa bergabung pada kegiatan yang keren ini. Karena selama 2 hari 1 malam di Kampung Jamu Gesikan, saya mendapatkan pengalaman berharga yang mulanya saya pikir membuat jamu itu mudah, namun ternyata tidak sesederhana itu. Jadi kami, anak-anak muda di sini bisa belajar bahwa apapun yang kita buat seharusnya dengan hati, seperti yang diajarkan dalam proses pembuatan jamu berkualitas oleh masyarakat perajin Jamu di Gesikan. Dan semoga dari sini bisa menghasilkan berbagai karya seni yang bagus" jelas dia.

Kategori :