Sejarah dan Penemuan Benda Arkeologi di Dukuh Banaran, Kecamatan Bawang

Sejarah Dukuh Banaran-Street view Google Maps-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Berikut adalah sejarah dan penemuan benda arkeologi di Dukuh Banaran, Kecamatan Bawang yang menarik untuk ditelusuri.

Terletak di kaki Gunung Prau, Dukuh Banaran memiliki udara yang cukup dingin dan alam yang masih cukup asri. Warganya kebanyakan menggarap sawah dan perkebunan.

Berdasarkan penelusuran kami, sejarah penamaan Dukuh Banaran memiliki beberapa versi, kami mendapatnya dari penuturan Pak Bahu Dukuh Banaran dan seorang Kyai atau tokoh agama di Dukuh Banaran.

Versi Pertama

Versi pertama kami dapat dari Pak Bahu atau Kepala Dukuh Banaran. Saat ditemui di kediamannya, Pak Bahu menceritakan bahwa nama Dukuh Banaran merupakan sebuah doa dari para sesepuh yang dahulu pernah tinggal di dukuh ini. Nama Dukuh Banaran diambil dari kata "Banar" dari Bahasa Jawa yang memiliki arti terang atau bercahaya.

BACA JUGA:Temuan Benda Arkeologi di Kecamatan Wonotunggal dalam Berita Penelitian Arkeologi Tahun 1977

BACA JUGA:Kyai Jimad dan Pohon Ubi Keramat yang Menghilangkan Anak-anak, Cerita Rakyat dari Dukuh Winong Kecamatan Sragi

Para sesepuh berharap agar kelak Dukuh Banaran menjadi dukuh yang dapat menerangi warga dan sekitarnya. Kata Pak Bahu, doa tersebut memang sekarang sudah terwujud secara fisik maupun maknawi.

Secara fisik Pak Bahu mengatakan bahwa meskipun Dukuh Banaran berada di lembahan, namun dukuh ini terlihat paling terang dengan lampu-lampunya, sebab memang jumlah warga dukuh ini bisa dikatakan lebih banyak dari dukuh-dukuh di sebelahnya.

Sedangkan secara maknawi, Pak Bahu menuturkan bahwa sekarang ini banyak dari warga Dukuh Banaran yang menjadi tenaga pendidik, khususnya pendidikan agama Islam.

Para tokoh agama yang tinggal di Dukuh Banaran pun banyak yang jebolan dari pondok-pondok pesantren. Selain itu Dukuh Banaran juga memiliki banyak tradisi-tradisi yang bercorak agama Islam.

Versi Kedua

Versi kedua kami dapat dari sesepuh sekaligus tokoh agama Dukuh Banaran yang bernama Bapak Ustadz Tuhrim. Saat ditemui di kediamannya, Ustadz Tuhrim menjelaskan jika nama "Banaran" diambil dari singkatan bahasa Jawa yang berbunyi "ngemban-ngemban aran", atau yang berarti belum jelas siapa yang membabat dan kapan dukuh ini terbentuk.

BACA JUGA:3 Situs Peninggalan Arkeologi di Pekalongan yang Harus Dijaga, Apa Saja Itu?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan