Sampai Pertengahan 2024, Sudah 5.300 Tenaga Kerja yang Terserap di KIT Batang

Rahmat Nurul Fadilah, Kepala Disnaker Batang-DOK ISTIMEWA-

BATANG - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Batang melaporkan bahwa hingga pertengahan tahun 2024, sebanyak 5.300 tenaga kerja lokal Batang telah diserap oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Kepala Disnakertrans Batang, Rahmat Nurul Fadilah mengungkapkan, bahwa sejumlah perusahaan besar di KITB, yang telah memulai aktivitas produksinya, menjadi kontributor utama penyerapan tenaga kerja tersebut.

"Selama periode 2024 ini, sebanyak 5.300 tenaga kerja lokal telah dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan di KITB," ujar Rahmat, Selasa (16/7/2024).

Perusahaan-perusahaan tersebut meliputi PT Yih Quan Footwear Indonesia, PT Rumah Keramik Indonesia, PT Unipack Plasindo, Samator Indo Gas, PT Wavin Manufacturing Indonesia, dan PT Wanxinda Teknologi Industrial Park Development (Wanxinda).

Rahmat menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan penyerapan tenaga kerja untuk periode 2024-2025 dapat mencapai hingga 18.000 orang. "Pertumbuhan industri di Batang sangat pesat, dan kami optimis target tersebut dapat tercapai seiring dengan berkembangnya KITB," tambahnya.

Dalam upaya mendukung pencari kerja, Rahmat menyarankan agar masyarakat memanfaatkan berbagai platform pencarian kerja seperti Batang Karir, E-Makaryo, Karir Hub, atau langsung mengunjungi anjungan siap kerja.

Rahmat juga menekankan pentingnya 'upskilling' atau peningkatan keterampilan sesuai dengan kebutuhan industri. "Kami mendorong masyarakat untuk mengikuti pelatihan baik di balai latihan kerja pemerintah maupun lembaga pelatihan swasta. Dengan sertifikat uji kompetensi, mereka akan memiliki peluang lebih besar untuk diterima di perusahaan-perusahaan di KITB," ujarnya.

Selain itu, Disnakertrans Batang saat ini sedang berfokus pada penyelarasan jenis pelatihan dengan kebutuhan industri melalui pembentukan tim koordinasi daerah vokasi. "Kami membentuk tim yang terdiri dari berbagai OPD, instansi, dan lembaga pendidikan untuk menyinkronkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan sektor industri di KITB," jelas Rahmat.

Harapan dari upaya tersebut adalah agar pelatihan yang diselenggarakan lebih relevan dengan kebutuhan dunia industri saat ini, seperti pelatihan menjahit sepatu menggantikan menjahit baju, serta pelatihan dalam bidang desain grafis, las listrik, teknologi informasi, dan bahasa asing.

"Kami berharap dengan adanya sinkronisasi ini, pelatihan akan lebih terfokus dan tepat guna, sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang," tandas Rahmat. (fel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan