Giatkan Budaya Sadar Bencana Sejak Dini pada Pelajar

DENGARKAN - Para peserta TK sedang mendengarkan arahan dari pendamping BPBD--

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Giatkan budaya sadar bencana sejak dini ke pelajar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan menggelar pelatihan kebencanaan ke sekolah-sekolah di Kota Pekalongan. Hal ini bertujuan untuk melakukan kesiapsiagaan dini dan selalu waspada jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya. Mengingat, secara geografis, Kota Pekalongan tergolong wilayah yang rawan bencana baik yang disiapkan oleh alam maupun ulah manusia.

Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo menjelaskan bahwa, para siswa diajarkan untuk berlindung saat terjadi gempa bumi, seperti melakukan perlindungan diri di bawah meja, lari ke tempat atau titik kumpul yang lebih aman, dan tidak berada tepat di dekat bangunan yang berpotensi runtuh.

"Untuk pesertanya sekitar 50-100 orang. Kalau untuk jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP biasanya mereka yang datang langsung ke kantor kami. Sementara, untuk jenjang SMA, kampus dan komunitas atau lembaga, kami yang datang ke lokasi mereka,"ucapnya.

BACA JUGA:OSCEA Ajak Ratusan Anak di Kota Pekalongan Bentengi Diri dari Kekerasan Ranah Daring

BACA JUGA:Miliki Lebih dari 30an Siswa ABK, Komitmen Berikan Pendidikan Layak bagi ABK

April menambahkan, pada Juli 2024 ini pihaknya telah melakukan 14 kali sosialisasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana pada anak TK maupun siswa SD. Lanjutnya, agar anak-anak mudah menyerap ilmu mitigasi bencana dengan baik, dalam kegiatan sosialisasi ini, materi terkait penanganan bencana gempa diajarkan melalui edukasi dalam bentuk nyanyian lagu yang didalamnya berisikan pesan-pesan penting dalam menghadapi bencana gempa, evakuasi korban banjir menggunakan perahu SAR, mengasah keberanian anak dengan bermain flying fox. Pihaknya berharap, ilmu yang diajarkan tersebut bisa menjadi bekal dan dapat ditularkan kepada orang tuanya. 

"Anak-anak diajarkan mengenali gempa bumi, termasuk teknik penyelamatan diri melalui lagu, dilanjutkan praktek simulasi gempa bumi. Anak-anak juga belajar alat dan sarpras yang biasanya digunakan Satgas untuk penyelamatan korban. Anak-anak dibekali kemampuan mental untuk berani menghadapi bencana yang disampaikan melalui permainan flying fox.(Mal)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan