Wali Kota Sebut Kelas Khusus Olahraga di SMPN 6 Inovasi yang Kreatif

MONEV - Wali Kota HA Afzan Arslan Djunaid SE MM monitoring dan evaluasi (monev) pembangunan rehabilitasi sejumlah ruangan di SMP Negeri 6 Pekalongan.-ISTIMEWA -

KOTA - Wali Kota HA Afzan Arslan Djunaid SE MM menilai inovasi yang dilakukan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kota Pekalongan yang membuka Kelas Khusus Olahraga (KKO), bisa disebut kreatif. Demikian ia sampaikan usai monitoring dan evaluasi (monev) pembangunan rehabilitasi sejumlah ruangan di SMPN setempat, kemarin.

"Menurut saya itu bagus, nanti akan diajukan adanya Kelas Khusus Olahraga (KKO) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sebab bisa mewadahi bakat dan potensi peserta didik di bidang olahraga," ucapnya.

Kelas Khusus Olahraga (KKO) adalah sebuah kelas di suatu sekolah yang dibentuk secara khusus untuk menampung dan melayani siswa yang mempunyai bakat atau potensi khusus, dalam hal ini adalah potensi bakat istimewa di bidang olahraga.

Wali Kota Aaf menyebut, kelas khusus ini bisa menampung siswa-siswi yang berbakat di bidang olahraga, sehingga ketika mereka yang telah memiliki potensi ini terus diasah bisa  berpeluang lebih besar menjadi atlet profesional. Sehingga, sudah menjadi tugas pemerintah dan sekolah untuk mengoptimalkan bakat tersebut agar nantinya prestasi yang diraih mampu mengharumkan nama bangsa.

"Mudah-mudahan hal ini bisa menjadi nilai plus untuk Kota Pekalongan terutama SMP Negeri 6 Pekalongan,"ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya usai melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pembangunan rehabilitasi sejumlah ruangan di SMP Negeri 6 Pekalongan, Senin siang (26/8/2024).

Dengan adanya kelas khusus olahraga ini, peserta didik termotivasi untuk meraih prestasi dengan bakat yang dimilikinya tanpa harus mengesampingkan proses belajar mengajar secara akademik.

"Sehingga, ketika di luar jam sekolah mereka tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat. Kami apresiasi adanya kelas khusus ini juga bisa menggali potensi peserta didik yang bisa menggenjot prestasi olahraga Kota Pekalongan ke jenjang lebih baik lagi,"ungkapnya.

Kepala SMP Negeri 6 Kota Pekalongan, Qurratiani menjelaskan bahwa, kelas khusus olahraga ini baru pertama kali diinisiasi untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan peminatan peserta didik. Sebab, beberapa peserta didiknya memiliki potensi yang sangat luar biasa di bidang olahraga.  Hal ini juga seiring dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka yang didalamnya sekolah bisa memberikan fleksibilitas pelayanan.

Adapun tujuan dibukanya kelas khusus olahraga ini selain meningkatkan kebugaran tubuh peserta didik sekaligus untuk memasyarakatkan olahraga dan menyiapkan peserta didik yang berpotensial untuk menjadi atlet yang profesional di bidang olahraga.

"Sehingga, kami berniat untuk tahun ini melayani anak-anak berpotensial yang tergabung dalam kelas khusus olahraga. Untuk peserta didik yang masuk ke kelas khusus ini memang ada proses seleksinya terlebih dahulu yang dilakukan oleh sekolah sebelum dimulainya tahun pelajaran baru ini,"tutur perempuan yang akrab disapa Ani ini.

Ani menyebutkan, setiap jenjang kelas ada 2 kelas, sehingga total ada 6 kelas khusus olahraga di SMP Negeri 6 Pekalongan baik kelas VII, VIII, dan IX. Pada hari-hari tertentu, peserta didik mendapatkan fasilitas latihan di luar kelas seperti Gelanggang Olahraga (GOR) maupun tempat outdoor lainnya saat jam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Tiap kelas khusus olahraga ini berisikan 32 anak dengan potensi cabang olahraga yang beragam seperti sepak bola, bola basket, bola voli, bulutangkis, dan sebagainya. 

Meski untuk SDM guru olahraga yang dimiliki hanya 3 orang, namun pelayanan kelas khusus olahraga ini bisa terus dioptimalkan dengan adanya guru mapel lain yang memiliki passion di olahraga maupun bekerjasama dengan pelatih ekstrakurikuler  dan orangtua peserta didik yang memiliki passion olahraga juga.

"Saat mereka latihan di luar kelas sebenarnya mereka melaksanakan juga P5. Jadi, kami tidak mengubah kurikulum maupun mengubah hak anak mendapatkan jam pelajaran biasanya. Hanya mengganti konten P5 yang disesuaikan dengan potensi anak tersebut," pungkasnya. (dur)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan