Puskesmas Optimalkan Peran Dapur Sehat Atasi Stunting

SIAPKAN - Kader Puskesmas Noyontaan saat menyiapkan menu Dahsat untuk dibagikan ke masyarakat sasaran.-ISTIMEWA -

KOTA - Kehadiran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) berfungsi melakukan pencegahan dan penurunan stunting dengan memperbaiki status gizi balita dan juga ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dengan memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada sasaran.

Puskesmas Noyontaan Kecamatan Pekalongan Timur berupaya mengoptimalkan peran Dahsat di wilayahnya.

Kepala UPT Puskesmas Noyontaan, Fabriana Istia Herani melalui Petugas Gizi Selviasih Hana, menjelaskan bahwa Puskesmas Noyontaan memiliki dua Dahsat dan membawahi satu  Kelurahan yaitu Noyontaansari. Dua Dahsat itu dibiayai dari sumber berbeda yakni Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bankeu Provinsi Jawa Tengah (Jawa Tengah). 

“Sasaran 2 Dahsat ini berbeda, Dapur Sehat dengan pembiayaan BOK memiliki sasaran 70 balita selama 56 hari dan 26 ibu hamil selama 120 hari dan pembiayaan Bankeu Jateng ada 100 balita selama 14-60 hari sesuai status gizi dan ada 15 ibu hamil selama 120 hari,” katanya.

Selvi menjelaskan bahwa kegiatan Dahsat dilaksanakan oleh para kader, mereka bertugas untuk belanja, memasak dan membagikan PMT kepada sasaran. Sebelum melaksanakan tugasnya, kader diberi pelatihan terlebih dahulu di Puskesmas Noyontaan.

“Menunya disusun oleh petugas gizi Puskesmas menggunakan master menu 10 hari, 20 hari sekali kami ganti untuk menunya. Karena PMT pangan lokal kami menggunakan pangan lokal yang mudah ditemukan di sekeliling kita. Setiap harinya Dahsat bisa menyediakan 2 sampai 3 macam menu. Untuk menu yang sudah pernah kita berikan antara lain bongko mento, otak-otak ikan kembung, tamagoyaki, chicken cordon bleu, kami usahakan yang menarik supaya penerima semangat untuk makan makanan tersebut,” terangnya.

Setiap satu minggu sekali balita akan dipantau ditimbang oleh kader, setelah itu data tersebut dilaporkan kepada Puskesmas untuk dicek apakah status gizi balita sudah membaik atau masih gizi kurang. “Indikator bahwa balita tersebut sudah selesai mendapatkan PMT adalah mereka yang status gizinya sudah baik, berat dan tinggi badannya sudah baik, lalu kita akan ganti dengan balita baru yang status gizinya kurang dan belum mendapat jatah PMT,” tandasnya.

Lebih lanjut, Selvi menyampaikan pesan kepada masyarakat khususnya orang tua yang balitanya atau ibu hamil dalam keluarganya mendapat PMT, untuk dapat mengkonsumsi PMT yang diberikan.

“Semoga dimakan dan doyan, semoga bisa meniru masakan yang kami berikan, mungkin saja anak atau ibu hamil ini belum pernah makan menu yang kami sajikan kemudian anak dan ibu hamil suka banget, monggo bisa tanya kader atau petugas gizi puskesmas resep supaya bisa membuat sendiri di rumah,” tutupnya.(nul)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan