Wali Kota Serahkan Santunan JKM ke Rumah Ahli Waris

SERAHKAN - Wali Kota Pekalongan bersama Kepala BPJS Ketenagakerjaan dan jajaran pejabat Pemkot Pekalongan saat menyerahkan secara simbolis santunan JKM kepada ahli waris.-ISTIMEWA -

KOTA - Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid menyerahkan santunan Jaminan Kematian (JKM) kepada ahli waris pekerja rentan atas nama Fachurrohman di Kelurahan Klego gang 4, Selasa (11/6/2024). Penyerahan dilakukan oleh Wali Kota bersama Kepala BPJS Ketenagakerjaan cabang Pekalongan Dedi Dermawan, Kepala Dinperinaker Betty Dahfiani Dahlan dan jajaran pejabat lainnya, langsung di rumah ahli waris.

Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid mengatakan, penyerahan kali ini memang berbeda dibandingkan kegiatan sebelumnya yakni langsung diserahkan di rumah ahli waris. Menurut cerita yang diterimanya dari beberapa ahli waris yang menerima santunan, sebagian peserta meninggal secara mendadak karena sakit.

"Maka inilah perluanya pemerintah hadir di sini memberikan program yang bermanfaat. Sebelumnya, Pemkot Pekalongan memiliki program santunan kematian Rp1 juta untuk warga yang meninggal dunia. Tapi melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam program Pemberdayaan dan Perlindungan Pekerja Rentan (Batik Berlian) maka santunan yang diberikan sebesar Rp42 juta," tuturnya.

Wali Kota berpesan kepada ahli waris agar santunan tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya dan seperlunya untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak. "Kami mengucapkan turut berbela sungkawa. Kemudian kami juga berpesan agar santunan ini bisa dimanfaatkan seperlunya untuk kebutuhan yang benar-benar urgent. Semoga melalui program Batik Berlian ini program pemerintah semakin bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," harap Wali Kota.

Ahli waris peserta, Sri Wahyuni mengungkapkan, suaminya atas nama Fachurrohman meninggal dunia pada Maret 2024 lalu karena sakit. Dikatakan Sri Wahyuni, Fachurrohman sendiri sudah lama terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. "Sudah lama, didaftarkan oleh Pak Lurah," tuturnya.

Almarhum sendiri tercatat membuka bengkel kecil-kecilan di rumahnya. Sementara sang istri, Sri Wahyuni, berjualan makanan. Dia mengucapkan terima kasih atas santunan yang diberikan melalui program Batik Berlian.

Kepala Dinperinaker Koyta Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan menjelaskan, program Batik Berlian saat ini sudah mengakomodir sebanyak 1.000 peserta dari pekerja rentan di Kota Pekalongan. Mereka didaftarkan dalam dua program di BPJS Ketenagakerjaan yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

"Program ini sudah berjalan sejak tahun 2022 untuk 1.000 pekerja rentan yang preminya dibayarkan pemerintah lewat APBD. Yang menjadi sasaran yakni pekerja rentan informal seperti tukang sampah, bengkel, tukang pijat tunanetra, dan pekerja rentan lainnya," jelas Betty.

Terkait penambahan jumlah peserta dalam program Batik Berlian, Betty menyatakan pihaknya masih berupaya untuk melakukan penambahan namun melalui kerja sama dengan pihak lain, tidak hanya lewat APBD. "Kami sednag upayakan penambahan karena ini terkait dengan ketersediaan anggaran. Sebenarnya program ini tidak harus dari APBD, tapi bisa juga CSR atau bahkan individu yang membantu pekerja rentan di lingkungan sekitarnya," tambah Betty.

Sementara Kepala BPJS Ketenagakerjaan cabang Pekalongan, Dedi Dermawan menjelaskan, program Batik Berlian ini merupakan program kerja strategis Pemkot Pekalongan bersama BPJS Ketenagakerjaan untu melindungi para pekerja rentan.

Mereka didaftarkan dalam dua program yakni JKK dan JKM dengan premi dibayarkan oleh Pemkot Pekalongan lewat APBD. "Untuk manfaatnya seperti yang hari ini kami serahkan yaitu Jaminan Kematian berupa santunan sebesar Rp42 juta," kata Dedi.

Pihaknya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bisa berkontribusi dalam membantu para pekerja rentan. Menurutnya, program tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja tapi juga bisa dibantu oleh masyarakat. "Kami mengajak untuk sama-sama mendaftarkan pekerja rentan di lingkungan sekitarnya ke BPJS Ketenagakerjaan," tambahnya.

Sejak tahun 2023 hingga 2024, dikatakan Dedi pihaknya sudah mencairkan klaim untuk 10 kasus Jaminan Kematian dengan total anggaran sebesar Rp420 juta.(nul)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan