Jejak Sejarah Pekalongan: Peran Besar Kyai dan Santri Pekalongan dalam Peristiwa 3 Oktober

Monumen Pekalongan-mamikeren.com-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Peran besar kyai dan santri Pekalongan dalam peristiwa 3 Oktober sangat patut dikenang, jangan sampai perjuangan penting mereka terlupakan begitu saja.

Dalam sejarah kita tahu tahun 1942 adalah tahun resmi Jepang menduduki Indonesia setelah menyerahnya Belanda.

Indonesia seperti keluar dari mulut singa lalu masuk ke mulut harimau, habis dijajah Belanda terbitlah dijajah Jepang.

Namun masyarakat saat itu tidak pernah menyerah dengan keadaan, mereka selalu menggelorakan perlawanan atas kekejian para penjajah.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pekalongan: Didirikan oleh Ulama Besar, Inilah Sejarah Berdirinya Masjid Raudhah Pekalongan

Tak terkecuali di Pekalongan, banyak pejuang-pejuang yang ada di kota batik ini datang dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

Di antaranya adalah kaum santri, banyak dari kalangan kyai dan para santrinya yang ikut berjuang mengusir penjajah dari Pekalongan.

Kita tahu ada peristiwa Kebon Rojo pada tanggal 3 Oktober 1945, itu adalah peristiwa di mana para kyai, santri dan masyarakat Pekalongan lainnya memperjuangkan kedaulatan Pekalongan yang saat itu digenggam oleh pasukan Jepang.

Peristiwa tersebut tepatnya berada di sekitar tempat yang sekarang sudah menjadi Masjid Asy-Syuhada dan Monumen.

BACA JUGA:Manaqib Kakek Habib Luthfi bin Yahya, Maulana Habib Hasyim bin Umar bin Yahya Pekalongan

BACA JUGA:Haul Habib Ali bin Yahya Pekalongan dan Acara 7 Hari Wafatnya Syarifah Salma (Ayah dan Istri Habib Luthfi)

Nama-nama seperti Kyai Syafi'i, Kyai Siradj, Kyai Zein, dan tokoh-tokoh lain memimpin masyarakat Pekalongan untuk mengusir Jepang dari Pekalongan.

Melansir dari buku "Jejak Dakwah Ulama Nusantara" yang disusun oleh tim PCNU Kota Pekalongan, Jepang resmi menyerahkan kekuasaannya di Pekalongan pada Mr. Besar tanggal 27 September 1945.

Kendati demikian ternyata pasukan Jepang belum juga meninggalkan Pekalongan, mereka masih mendiami Markas Kempetai (Sekarang Masjid Syuhada).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan