Dahulu motif batik di Yogyakarta dipakai sesuai dengan kasta masing-masing orang. Namun saat ini hal itu mulai memudar. Banyak orang yang telah menggunakan motif yang dulunya hanya digunakan oleh raja, permaisuri, dan keturunannya.
Saat ini, motif batik Yogyakarta terdiri dari berbagai macam bentuk. Motif-motif batik klasik asli Yogyakarta yaitu motif perang, geometri, banji, tumbuhan menjalar, tumbuhan air, hingga satwa kehidupan.
3. Cirebon
Kerajaan Cirebon yang berdiri pada abad ke-15 memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan batik di Cirebon. Dahulu, batik di Cirebon digunakan sebagai simbol status sosial dan kekayaan di masyarakat.
Hal itu membuat kerajaan Cirebon sangat mendukung dalam pembuatan batik. Pada masa kerajaan, para pembuat batik yang berbakat pun diberi pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya membuat batik.
Kala itu, pihak istana sangat berperan besar dalam mempromosikan dan menjaga batik. Bahkan istana kerajaan menjadi tempat proses pembuatan batik.
Tidak hanya itu, istana juga dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan kain batik yang sudah selesai dibuat.
Para raja pun sering memakai batik untuk acara-acara penting. Hal itu juga digunakan sebagai simbol keagungan kerajaan.
BACA JUGA:Libur Akhir Tahun 2023, Museum Batik Hadirkan Tema Baru
Secara keseluruhan, perkembangan batik di Cirebon berkaitan erat dengan perkembangan kerjaan di daerah tersebut. Kerjaan juga memberikan dukungan penuh untuk melestarikan dan merawat batik.
Hal itu menjadikan batik Cirebon semakin mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat. Hingga saat ini telah dikenal oleh dunia.
Itulah tiga kota penghasil batik terbaik di Indonesia beserta sejarah singkatnya. Semoga bermanfaat! (*)