Musim Hujan, Belum Bisa Garap Sawah

Selasa 19 Dec 2023 - 21:56 WIB
Reporter : Hadi Waluyo
Editor : Wawan Fcd

BOJONG - Buntut pembangunan saluran irigasi di Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, tak kunjung selesai, sebagian petani padi di Kecamatan Karanganyar, Wonopringgo, dan Kecamatan Bojong belum bisa menggarap lahan sawahnya. Pasalnya, akibat pembangunan irigasi proyek provinsi Jawa Tengah tersebut, aliran air irigasinya terganggu.

Padahal, Presiden Joko Widodo saat kunker di Kabupaten Pekalongan meminta petani untuk segera menanam padi lantaran musim hujan sudah tiba. Diharapkan, produktivitas padi kembali naik paska menurun akibat dampak el nino.

Tofik, warga Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, kemarin, mengeluhkan, meski sudah memasuki musim hujan dirinya belum bisa mengolah lahan sawahnya. Pasalnya, pasokan air belum lancar imbas dari pembangunan proyek irigasi di Kecamatan Karanganyar yang hingga saat ini belum selesai.

"Sebagian desa di Kecamatan Bojong pengairannya tergantung dari pintu air Sengkarang, Karanggondang, Karanganyar," kata dia.

Camat Bojong Farid Abdul Hakim, dikonfirmasi terpisah membenarkan jika sebagian sawah di Kecamatan Bojong mengandalkan airnya dari saluran irigasi yang bersumber dari Bendungan Padurekso, Karanganyar. Sehingga dengan pembangunan irigasi di Karanganyar yang belum selesai hingga saat ini ada beberapa sawah di Kecamatan Bojong terganggu suplai airnya.

"Yang bersumber dari irigasi arah Wangandowo terganggu dengan belum selesainya pembangunan irigasi di Karanganyar," terang dia.

Disebutkan, petani di utara jalan tol juga belum maksimal mengolah sawahnya. Pasalnya, saluran tersier ke area persawahan di wilayah itu terputus dengan adanya pembangunan jalan tol. Oleh karena itu, warga di utara jalan tol berencana mengalokasikan dana desanya untuk pembuatan sumur pantek dan embung.

"Desa-desa di utara jalan tol, saluran tersiernya susah karena terputus pembangunan jalan tol dulu. Banyak ngandalkan tadah hujan susah juga. Seperti Desa Karangsari, Sembungjambu, Babalan dan lainnya," ujar Farid.

Oleh karena itu, beberapa pemerintah desa di wilayah utara jalan tol mengalokasikan dana desanya untuk membuat sumur pantek. Agar area pertaniannya bisa mendapat pasokan air yang cukup.

"Desa-desa di utara jalan tol mengalokasikan dana desanya untuk pembuatan sumur pantek, bahkan ada yang berencana untuk membangun embung juga agar persoalan air ini bisa diatasi dengan baik," katanya.

Ditambahkan, persoalan pengairan ini kerap dilontarkan warga saat acara legenonan dan kegiatan lainnya di tingkat kecamatan.

Sebelumnya diberitakan, puluhan petani padi dari dua desa di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan menggeruduk Kantor UPT Pengairan Kecamatan Karanganyar, Senin (6/11/2023). Para petani ini berasal dari Desa Kayugeritan dan Sidomukti yang geram lahan sawahnya kekeringan akibat proyek irigasi provinsi di Desa Karangsari tak kunjung selesai.

Pasalnya, sebagian besar petani padi dari dua desa ini tak bisa mengolah lahan sawahnya akibat kekeringan. Bahkan, petani yang terlanjur menanami sawahnya mengalami gagal panen akibat kekeringan imbas proyek irigasi Provinsi Jawa Tengah yang tak kunjung jadi sehingga air irigasi yang mengalir ke arah utara ditutup.

Roat, petani dari Desa Kayugeritan, mengatakan, ia sudah menjadi petani sejak jaman PKI. Menurutnya, selama itu petani tidak pernah mengalami kekeringan parah seperti saat ini. Menurutnya, air sangat penting bagi petani untuk bercocok tanam. "Kalau ndak ada air, petani akan sulit mengolah sawahnya. Makanya kami ingin ada solusi. Saya 1,5 hektar gagal panen," ujar dia.

Ia pun mempertanyakan pembangunan irigasi di Desa Karangsari Kecamatan Karanganyar yang tak kunjung selesai. Padahal, sudah tiga bulan. Imbasnya, selama pembangunan proyek irigasi tersebut sawah di wilayah utara seperti Desa Kayugeritan dan Sidomukti kekeringan karena pengeringan irigasi total selama pelaksanaan proyek tersebut berjalan.

Tags : #hujan
Kategori :

Terpopuler