RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO – Siapa yang tak tahu tentang ayam Geprek Sa’i yang mengembangkan bisnis kuliner Islami. Bisnis yang berazaskan pada nilai-nilai Islami.
Nilai-nilai Islami yang dikumandangkan sudah bukan lagi cuma kata-kata melainkan sudah jadi aksi. Bapak Erwan Barudi menerapkan bisnis yang mengedepankan kepentingan agama Islam.
Sampai kini ada 300 outlet, Erwan Barudi berhasil mengembangkan bisnis kuliner Islami yang menerapkan aturan-aturan dalam agama.
Seperti apa kesuksesan Erwan Barudi si Pemilik kuliner ayam Geprek Sa’i? Mari simak kisahnya di YouTube pecah Telur.
Meniadakan Royalti Franchise
Konsep Franchise kuliner biasannya mematok royalti di depan. Juga meminta 6 sampai 7 persen setiap laba penjualan.
Bisnis seperti ini menurut Erwan Barudi tak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sehingga perlu untuk mencari cara lain yang lebih baik.Lebih memanusiakan manusia.
Erwan Barudi lebih memilih partnership bisnis. Sharing profit yang lebih memanusiakan manusia karena diantara keduanya saling bekerjasama untuk menghasilkan pendapatan.
Pemilik nama brand tidak hanya diam berpaku tangan saja, melainkan ikut bekerja.
Mengaji Sebelum Bekerja
Dalam praktiknya mengembangkan bisnis kuliner Islami ala restoran Ayam Geprek setiap paginya selalu membiasakan karyawannya untuk mengaji.
BACA JUGA:Bersama Istri, Toni Menggagas Usaha Singkong Keju Argotelo Salatiga Sukses Berdayakan Warga Sekitar