Polres Batang Sudah Tangani 7 Kasus Tawuran Sepanjang Semester 1 2024, Media Sosial Dituding jadi Faktor Pemic

Reporter: M Dhia Thufail |

Editor: Rony Coy |

Kamis , 22 Aug 2024 - 23:33

Polres Batang Sudah Tangani 7 Kasus Tawuran Sepanjang Semester 1 2024 Media Sosial Dituding jadi Faktor Pemicu-DOK ISTIMEWA-

DOK

SENJATA TAJAM - Kapolres Batang, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo saat menunjukkan barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan untuk aksi tawuran.

Polres Batang Sudah Tangani 7 Kasus Tawuran Sepanjang Semester 1 2024 Media Sosial Dituding jadi Faktor Pemicu (Baca Koran)

Medsos jadi Pemicu Tawuran

*Semester 1 2024, Polres Batang Tangani 7 Kasus

BATANG - Aksi tawuran di Kabupaten Batang menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam satu tahun terakhir. Media sosial disebut menjadi faktor yang memberikan pengaruh besar bagi para pelaku tawuran sebagai kebutuhan eksistensial kekinian.

Diketahui, intensitas kasus tawuran di Kabupaten Batang memang cukup mengkhawatirkan. Polres Batang mencatat setidaknya ada tujuh kasus tawuran yang berhasil mereka tangani hanya dalam enam bulan pertama tahun ini.

Kapolres Batang, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo, mengungkapkan bahwa kejadian tawuran di wilayahnya semakin marak. "Dalam semester pertama ini, kami telah menangani tujuh kasus tawuran, yang terbaru adalah insiden di Subah yang menewaskan satu orang," ujar Kapolres didampingi Kasat Reskrim, AKP Imam Muhtadi, kemarin.

polres batang sudah tangani 7 kasus tawuran sepanjang semester 1 2024, media sosial dituding jadi faktor pemic                            dok
senjata tajam - kapolres batang, akbp nur cahyo ari prasetyo saat menunjukkan barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan untuk aksi tawuran.
 
 
polres batang sudah tangani 7 kasus tawuran sepanjang semester 1 2024 media sosial dituding jadi faktor pemicu (baca koran)
 
medsos jadi pemicu tawuran
*semester 1 2024, polres batang tangani 7 kasus
 
batang - aksi tawuran di kabupaten batang menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam satu tahun terakhir. media sosial disebut menjadi faktor yang memberikan pengaruh besar bagi para pelaku tawuran sebagai kebutuhan eksistensial kekinian.
 
diketahui, intensitas kasus tawuran di kabupaten batang memang cukup mengkhawatirkan. polres batang mencatat setidaknya ada tujuh kasus tawuran yang berhasil mereka tangani hanya dalam enam bulan pertama tahun ini.
 
kapolres batang, akbp nur cahyo ari prasetyo, mengungkapkan bahwa kejadian tawuran di wilayahnya semakin marak. "dalam semester pertama ini, kami telah menangani tujuh kasus tawuran, yang terbaru adalah insiden di subah yang menewaskan satu orang," ujar kapolres didampingi kasat reskrim, akp imam muhtadi, kemarin.
 
penggunaan sajam
dari tujuh kasus tersebut, beberapa di antaranya berhasil dicegah sebelum terjadi bentrok fisik. "beberapa aksi tawuran yang kami tangani tidak sampai terjadi bentrokan. tim abirawa berhasil mencegahnya sebelum mereka bentrok, terutama saat para pelaku sudah siap dengan senjata tajam," jelasnya.
 
sebagai langkah penegakan hukum, para pelaku yang terlibat dalam tawuran dan kedapatan membawa senjata tajam telah diproses sesuai hukum yang berlaku. "meskipun tawuran berhasil dicegah, kami tetap memberikan tindakan tegas kepada mereka yang kedapatan membawa senjata tajam sebagai upaya memberikan efek jera," tegasnya.
 
kapolres juga mengingatkan bahwa pelaku yang kedapatan membawa senjata tajam akan dijerat dengan pasal 2 ayat (1) undang-undang darurat nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam tanpa izin, dengan ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara.
 
lebih lanjut, kapolres menuturkan bahwa peningkatan tren tawuran di batang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dorongan para pelaku untuk mendapatkan pengakuan diri atau kelompok serta motivasi psikologis untuk menunjukkan keberanian.
 
"pengaruh media sosial juga berperan besar, karena platform ini mampu menembus batasan pola pikir masyarakat. banyak dari pelaku yang menganggap dirinya hebat jika bisa terlibat dalam tawuran," katanya.
 
kapolres menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter anak. "kami sudah melakukan berbagai upaya preemtif, mulai dari penyuluhan oleh bhabinkamtibmas hingga sosialisasi di sekolah-sekolah. namun, hasilnya masih belum maksimal. karena itu, penyelesaian masalah ini perlu melibatkan banyak pihak," tambahnya.
 
sementara itu, penanggungjawab tim terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (tp2a) batang, supriyono, berharap agar para pelaku tawuran yang masih di bawah umur tetap mendapatkan hak pendidikan. "jika nanti ada yang dikenai hukuman, kami berharap penempatannya di ruang yang terpisah," ujarnya.
 
supriyono juga menyampaikan bahwa sosialisasi di lembaga pendidikan selama ini sudah dilakukan, namun belum membuahkan hasil yang optimal. "kami bersama polres dan instansi terkait lainnya akan memperluas sosialisasi ini ke lebih banyak lembaga pendidikan, terutama mengingat fenomena ini sudah merambah hingga jenjang smp," tandasnya. (fel)