Bidik Peluang Pabrik Padat Karya PT Yih Quan Footwear Indonesia, Pemkab Batang Ajukan 16 Mesin Jahit ke Pusat

DOK RESMIKAN - Presiden Jokowi saat meresmikan operasional penuh KITB, yang kini mengelola 18 Perusahaan, salah satunya PT Yih Quan Footwear Indonesia.-DOK ISTIMEWA-

BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang terus berpacu dalam penyediaan sumber daya manusia unggul untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Pasalnya, 18 perusahaan di kawasan industri yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo ini sudah memulai produksinya.

Salah satunya, PT Yih Quan Footwear Indonesia yang telah melakukan ekspor perdana ke Amerika Serikat dengan mengirim 16 pasang sepatu merk Hoka. Produsen alas kaki asal Taiwan ini menanamkan investasi sebesar Rp 1,7 triliun di KITB, menjadikannya investasi padat karya pertama di kawasan tersebut.

Pabrik yang dikembangkan Lai Yih Group ini diproyeksikan mampu menyerap sekitar 13 ribu pekerja, termasuk tenaga kerja konstruksi.

"Saat ini, penyerapan tenaga kerja mencapai 1.800 pekerja dan akhir tahun ini diprediksi menembus 4.000 pekerja," ujar Corporate Secretary KITB, Burhan Mutaki.

Ia juga menyebutkan bahwa PT Yih Quan Footwear Indonesia ditargetkan memproduksi hingga 1 juta pasang sepatu.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Batang, Rahmat Nurul Fadilah, menyadari peluang kebutuhan tenaga kerja di pabrik sepatu tersebut. Pihaknya berupaya mengembangkan balai latihan kerja (BLK) dengan mengganti jenis pelatihan dari menjahit baju menjadi menjahit sepatu.

"Kami sedang mengajukan bantuan 16 alat jahit sepatu ke pemerintah pusat untuk mendukung kebutuhan alat peraga di balai pelatihan. Semoga disetujui dan bisa segera digunakan untuk praktik kerja peserta pelatihan," katanya.

Menurut Rahmat, penyelarasan jenis pelatihan dengan kebutuhan industri di Batang sangat diperlukan. Pelatihan yang dianggap kuno atau tidak sesuai dengan pertumbuhan industri akan digantikan.

Rahmat juga mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim koordinasi daerah vokasi. "Kami membentuk tim yang terdiri dari berbagai OPD, instansi, dan lembaga pendidikan untuk menyinkronkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan sektor industri di KITB," jelas Rahmat.

Harapannya, pelatihan yang diselenggarakan lebih relevan dengan kebutuhan industri saat ini, seperti pelatihan menjahit sepatu menggantikan menjahit baju, serta pelatihan dalam bidang desain grafis, las listrik, teknologi informasi, dan bahasa asing.

"Kami berharap dengan adanya sinkronisasi ini, pelatihan akan lebih terfokus dan tepat guna, sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang," tegas Rahmat.

Disebutkan Rahmat beberapa perusahaan di KITB yang kini sudah mulai melakukan penyerapan tenaga kerja, seperti PT Yih Quan Footwear Indonesia, PT Rumah Keramik Indonesia, PT Unipack Plasindo, Samator Indo Gas, PT Wavin Manufacturing Indonesia, dan PT Wanxinda Teknologi Industrial Park Development.

Rahmat juga menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan berbagai platform pencarian kerja seperti Batang Karir, E-Makaryo, Karir Hub, atau langsung mengunjungi anjungan siap kerja. Ia menekankan pentingnya upskilling atau peningkatan keterampilan sesuai dengan kebutuhan industri.

"Kami mendorong masyarakat untuk mengikuti pelatihan baik di balai latihan kerja pemerintah maupun lembaga pelatihan swasta. Dengan sertifikat uji kompetensi, mereka akan memiliki peluang lebih besar untuk diterima di perusahaan-perusahaan di KITB," tutupnya. (fel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan