Harga Sayuran Terjun Bebas

GEROBAK SAYUR PETUNGKRIYONO: Kecamatan Petungkriyono terus berupaya menstabilkan harga sayuran di tingkat petani yang saat ini terjun bebas. Salah satunya dengan mengenalkannya melalui karnaval mobil hias dengan mengusung Gerobak Sayur Petungkriyono. -Hadi Waluyo-

KAJEN - Harga sejumlah sayutan di tingkat petani di Kabupaten Pekalongan terjun bebas. Akibatnya, banyak petani membiarkan tanaman sayurannya tumbuh liar di kebun tanpa dipanen, sebab biaya panen tak menutupi biaya produksi saking rendahnya harga komoditas sayuran tersebut.

Oleh karena itu, Pemerintah Kecamatan Petungkriyono berupaya keras untuk menstabilkan harga sayuran. Sebab, sayuran merupakan salah satu produk hasil bumi andalan di kecamatan ini.

Salah satu upayanya, Pemerintah Kecamatan Petungkriyono mengusung tema Gerobak Sayur Petungkriyono dalam ajang Festival Mobil Hias dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke-402, Sabtu (24/8/2024). Hampir satu ton sayuran terbaik dari Petungkriyono seperti wortel, kubis, labu dan lainnya diangkut dalam angkutan doplak dan diikutkan dalam karnaval tersebut. Sayuran ini dibagikan kepada masyarakat yang menyaksikan karnaval tersebut.

Camat Petungkriyono Hadi Surono, mengakui harga sayuran di tingkat petani saat ini terjun bebas. Ia menyebutkan, harga kubis di tingkat petani hanya Tp 750 perkilo, padahal di pasar harganya masih Rp 5 ribu perkilo. Harga slobor di tingkat petani Rp 450 perkilo, padahal di pasar harganya Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu.

"Harga wortel di sini Rp 750, di pasar harganya masih Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu," kata dia.

Menurutnya, anjloknya harga sayuran diduga akibat ulah tengkulak. Sebagian besar tengkulak ini berasal dari luar daerah. Dikatakan, harga sayuran anjlok sudah sering terjadi saat musim panen.

"Kami dari Kecamatan Petungkriyono berusaha berpikir keras untuk menstabilkan harga sayuran, agar petani tak terus merugi," ujar dia.

Untuk itu, Kecamatan Petungkriyono manfaatkan momentum karnaval mobil hias dengan mengusung tema gerobak sayur Petungkriyono. Pihak kecamatan membeli sekitar 1 ton sayur mayur dari petani di Petungkriyono.

"Kami ingin mengenalkan kepada masyarakat jika Petungkriyono itu penghasil sayur mayur yang berkualitas," ujar dia.

Disebutkan, hampir sembilan desa di Kecamatan Perungkriyono semuanya sentra sayuran. Di Petungkriyono, petani membudidayakan sayuran kentang, wortel, kubis, labu madu, cabe, tomat, selong, kopi, gula aren, slobor dan sledri.

"Silahkan bagi masyarakat yang ingin membeli sayuran bisa langsung ke pedagang atau petani di Petungkriyono. Sayuran dari sini dijamin kualitasnya bagus-bagus," kata dia.

Nagi wisatawan yang menikmati panorama alam Petungkriyono, bisa menjadikan sayuran sebagai oleh-olehnya. Dengan harga yang lebih murah, petik langsung di kebun juga menjadikan sayuran masih segar.

Diakuinya, dengan harga sayuran yang tidak stabil, nasib petani kerap merana. Ia mencontohkan, ada satu petak kebun sayuran sudah ditaksir nilai sayurannya sekitar Rp 125 juta. Pemilik kebun saat itu belum melepas lantaran ingin harganya Rp 127 juta. Namun, hanya dalam itungan minggu, harga sayurannya langsung anjlok. Harga sayuran yang tadinya ratusan juta itu menjadi Rp 25 juta. (had)

Tag
Share