Harga Telur di Kandang Rp 24 Ribu, Peternak Berharap Bisa Dapat Pakan Mudah dan Murah

TELUR - Harga telur ayam di peternak belum ideal dibandingkan dengan harga pakannya.-ACHMAD ZAENURI -

KENDAL - Kondisi harga telur di kendang dinilai belum menguntungkan para peternak. Pasalnya, saat ini telur ayam negeri di tingkat peternak hanya dihargai Rp 24 ribu per kilogramnya, sehingga dinilai belum ideal untuk menutup biaya produksi, terutama dari aspek pakan.

Kondisi tersebut membuat pembudidaya ayam petelur di Kecamatan Sukorekjo mengaku kesulitan mendapatkan keuntungan yang yang memadai. Terlebih, stok dan harga pakan ayam juga sejauh ini belum cukup bersahabat.

Karena itu, mereka berharap pemerintah bisa membantu peternak untu mudah mendapatkan stok pakan dengan harga yang lebih terjangkau. Terutama menyangkut ketercukupkan pasokan, mengingat di Sukorejo sendiri banyak petani yang menanam jagung. Selain itu, saat ini juga sudah ada pengusaha pemecah jagung.

Seperti disampaikan Muhammad Nur, salah satu peternak dari Desa Kalibagor, Kecamatan Sukorejo. Dengan ketersediaan suplai jagung dan usaha pemecah jagung, pihaknya berharap tidak lagi kesulitan mendapatkan pakan ternak. 

"Untuk menekan biaya harga pakan ternak, selama ini kami menyiasatinya dengan cara mengoplos pecahan jagung dengan bekatul dan konsentrat," tutur Muhammad, Sabtu 3 Agustus 2024.

Ia mengatakan, dengan teur di tingkat peternak yang hanya dihargai Rp 24 ribu per kilogram, kondisi ini menurutnya belum menguntungkan peternak karena harga pakan ayam sendiri tak membuat mereka mendapatkan keuntungan yang memadai.

"Idealnya kalau harga di kandang Rp. 27.000, barulah peternak ada kelebihan (keuntungan)," ujar dia.

Dijelaskan Muhammad, setiap hari produksi telur yang dihasilkan dari peternakannya mencapai 1 kwintal. Namun dengan harga telur yang hanya Rp 24 ribu, ia mengaku hanya mendapatkan omset kotor kurang lebih Rp 300 ribu.

"Ini belum ideal, apalagi pakan ayamnya juga susah dan harganya belum stabil," tuturnya.

Untuk itu, peternak sepertinya hanya berharap dua opsi, kalau tidak harga telurnya yang naik, maka minimal harga pakan bisa diturunkan. Dengan cara itulah peternak baru bisa mendapatkan hasil yang memadai.

"Ini saja agar bisa menekan biaya pakan, maka harus mengoplos sendiri  untuk pakan ternaknya, jagung, bekatul dan konsentrat dicampur jadi satu. Ya supaya kita tidak rugi juga," pungkasnya. (zen/sef)

Tag
Share