Hasil Kajian PuSGeN di 2017, Potensi Magntudo Gempa Pantura Jateng Bisa Lebih dari 6 SR

TINJAU DAMPAK GEMPA - Kepala BMKG Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara, Hery Susanto Wibowo (baju dan topi biru) saat Bersama Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pj upati, Kapolres, Dandim dan Kalak BPBD Batang meninjau lokasi terdampak gempa di D-M DHIA THUFAIL-

BATANG – Potensi magnitude gempa yang bisa terjadi di Kabupaten Batang maupun secara umum Pantai Utara Jawa Tengah ternyata mencapai lebih dari 6 skala richter (SR). Kemungkinan ini diperoleh dari hasil kajian yang dilakukan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) tahun 2017 silam.

Informasi ini juga Kembali disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara saat menjelaskan hasil analisis mengenai gempa yang melanda Batang pada Minggu 7 Juli 2024 pukul 14.35.

Berdasarkan pantauan Stageof Banjarnegara, gempa tektonik bermagnitudo 4,4 yang terjadi pada Minggu 7 Juli 2024 pukul 14.35 WIB yang episentrumnya berada di darat dengan kedalaman 6 kilometer pada jarak 5 kilometer arah timur laut Batang itu merupakan yang pertama kali terjadi dalam dua dekade terakhir.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara, Hery Susanto Wibowo mengatakan, bahwa selama ini, gempa tektonik sering kali terjadi di wilayah selatan Batang yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara.

"Itu karena aktivitas tektonik di wilayah Dieng sejak 2023 cukup lumayan, sehingga sering terjadi gempa," jelasnya usai melakukan survei untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat gempa bermagnitudo 4,4 yang mengguncang Kabupaten Batang, Senin (8/7/2024).

Ia pun mengatakan, bahwa gempa yang terjadi pada Minggu jelang sore itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang diduga masih rangkaian atau terusan/sayatan dari sesar Baribis-Kendeng.

Masih kata dia, bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan beberapa ahli dari Pusat Studi Gempa Nasional pada tahun 2017 (PuSGeN 2017), magnitudo gempa yang berpotensi terjadi di wilayah Batang dan pantai utara (pantura) Jateng bisa mencapai lebih dari 6.

"Potensi atau ancaman gempa itu memang ada, tapi kita semua tidak tahu kapan gempa itu akan terjadi. Seperti di Cianjur (Jawa Barat) itu tidak diketahui ada sesar dan terjadi gempa bumi, apalagi untuk wilayah Batang, Pekalongan, dan sekitarnya itu ada sesar yang memang memiliki potensi gempa, tentunya harus lebih siap lagi," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, dengan mengetahui potensi gempa yang ada di wilayah Batang dan sekitarnya, masyarakat diimbau untuk benar-benar memperhatikan kondisi bangunan agar dapat meminimalisasir risiko ketika kembali terjadi gempa.

Selain itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk tidak takut atau panik serta tidak mudah percaya terhadap berbagai informasi terkait gempa yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Jika mendapatkan informasi mengenai gempa, silahkan hubungi instansi terkait seperti BMKG maupun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat," katanya.

Disinggung mengenai gempa susulan yang terjadi setelah gempa bermagnitudo 4,4, Hery mengatakan pihaknya hingga saat ini baru mencatat sebanyak satu kali gempa susulan bermagnitudo 2,2 yang terjadi pada hari Minggu (7/7/2024), pukul 15.30 WIB.

"Tadi kami sudah melakukan survei makro untuk mengetahui kerusakan dan survei mikro dengan pengukuran alat nanti," tandas Hery Susanto Wibowo. (fel/nov)

Tag
Share