Puncak Musim Kemarau 2024 Diprediksi Berlangsung Agustus-Oktober, BPBD Siaga Hadapi Kekeringan

Ulul Azmi, Kepala Pelaksana BPBD Batang-DOK ISTIMEWA-

BATANG – Pemerintah Kabupaten Batang mulai bersiap diri menghadapi datangnya musim kemarau. Sosialisasi dan pemberian pelatihan pada relawan gencar dilakukan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batang, Ulul Azmi mengatakan, bahwa awal musim kemarau dimulai pada Juni 2024. Di mana, diperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus – Oktober 2024.

“Kami akan fokus pada potensi terjadinya bencana kekeringan. Sebab, pada musim kemarau tahun 2023, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih karena terjadinya kekeringan itu,” ujar Ulul Azmi, Selasa (25/6/2024).

Disebutkan dia, sedikitnya delapan kecamatan di Batang yang mengalami bencana kekeringan pada tahun lalu, yakni Kecamatan Bandar, Pecalungan, Warungasem, Subah, Kandeman, Batang, Tulis, dan Wonotunggal.

“Sebanyak 11.106 jiwa terdampak bencana kekeringan pada 2023 lalu. Dan kami perbantukan dengan droping pasokan air bersih sebanyak 729.000 liter air,” terangnya.

Menurut dia, beberapa penyebab terjadinya kekeringan 2023 lalu ialah, rusaknya peralatan yang digunakan sebagai pompa air massal. Kemudian keringnya sumber air karena kemarau, dan tidak adanya sumber air cadangan.

“Oleh karenanya, untuk mengantisipasi bencana serupa, kami akan upayakan perbaikan atau memberikan bantuan pompa air, mencari sumber air baru, dan droping air bersih,” katanya.

Dikatakan dia, penanggulangan bencana kekeringan harus dikoordinasikan dengan berbagai pihak. Kerjasama antara Pemerintah Daerah, TNI, Polri, dunia usaha, NGO dan masyarakat perlu dilakukan, baik dalam pendistribusian maupun pengadaan air bersih.

“Karena dalam penanganan kebencanaan, kami dihadapkan kendala dan hambatan, seperti tidak adanya anggaran APBD 2024 untuk penanganan kekeringan, jumlah personil yang sedikit, kendaraan operasional truk tangki air hanya 1 unit, dan lokasi terdampak yang sangat luas meliputi wilayah Kabupaten Batang,” ungkapnya.

Disisi lain, BPBD Batang telah memberikan pembekalan pelatihan darurat bencana bagi relawan dan Tim Reaksi Cepat (TRC), untuk mengantisipasi kewaspadaan menghadapi kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan.

“Meskipun tidak ingin terjadi bencana di Kabupaten Batang. Kewaspadaan dan kesiapan penanganan harus tetap dipersiapkan bagi relawan dan TRC untuk mengupdate ilmu pengetahuan tentang tindakan kebencanaan,” jelasnya.

Ia mengatakan, pelatihan ini juga bertujuan untuk melatih relawan dan TRC agar satu komando pada saat terjadinya bencana supaya tidak berjalan sendiri-sendiri.

“Caranya jika ada bencana, Kepala Daerah akan memberikan instruksi sesuai laporan dari Sipitung yakni relawan di setiap desa bisa dikolaborasikan. Nantinya baru akan ditindaklanjuti oleh TRC yang tugasnya akan dibagi beberapa kluster, seperti kluster posko, kesehatan, evakuasi, pengungsi, dan sarana prasarana,” terangnya.

Ia berharap, agar pelatihan yang diberikan tersebut bisa menjadi bekal tambahan ilmu kebencanaan yang baru bagi relawan untuk nantinya bisa dipraktekan jika terjadi bencana di wilayah Kabupaten Batang. (fel)

Tag
Share