Ribuan Petani Ikuti Tradisi Wiwit Mbako

KEMBUL BUJONO - Kapolda Jawa Tengah bersama PJ Bupati Temanggung beserta jajarannya melakukan makan bersama atau kembul bujono saat Wiwit tembakau di alun-alun setempat, Sabtu.-setyo wuwuh-

Sebagian besar petani masih mengikuti adat ini untuk menumbuhkan ikatan emosional yang kuat dan rasa kebersamaan melalui pertemuan dan juga perayaan selamatan komunal.

Nilai Toleransi, nilai-nilai moral dari perspektif sosial tradisi Wiwit Mbako dapat menjadikan nilai kebaikan dan pesan-pesan moral bagi masyarakat, di antaranya pada aspek pertama yaitu nilai toleransi. 

"Ketika pelaksanaan tradisi Wiwit Mbako tumbuh pertama kali dan dihidupkan sampai sekarang, masyarakat desa yang mempunyai hajat wajib mengundang tetangga atau saudara yang berkeyakinan lain untuk bersantap bersama atau sekadar bersilaturahmi sebagai wujud rasa hormat nilai moral dalam bahan dan alat tradisi wiwit mbako," terangnya.

Sementara itu salah satu panitia Wiwit Mbako, Sutopo menjelaskan, berdasarkan makna dari bahan dan alat yang digunakan dalam tradisi wiwitan, yaitu ingkung mengandung nilai mengayomi dan sebagai simbol manusia, nasi megono mengandung nilai doa dan harapan, nasi tumpeng mengandung nilai harapan agar kehidupan meningkat.

"Ada tumpeng rosul, tumpeng ini warna putih khusus dipersembahkan kepada Nabi Muhammad," jelasnya.

Selain itu ada ketan salak mengandung nilai merekatnya hubungan persaudaraan, jajanan pasar mengandung nilai kemakmuran, dan pisang raja mengandung nilai kebesaran dan harapan yang baik.

"Tradisi ini memang sudah mengakar di petani tembakau, dengan harapan petani bisa selamat dan sehat serta tanaman tembakau bisa tumbuh subur serta harga jualnya bisa bagus," harapnya. (set)

Tag
Share