Hari Kartini, PDNA Kendal Terus Aktualisasikan Spirit Emansipasi dengan 10 Habits

Alif Khoirotun Ulfa, Ketua PDNA Kendal-DOK -

KENDAL - Mengenang dan meneladani perjuangan RA Kartini tidak cukup hanya dilakukan melalui upacara dan karnaval. Butuh komitmen kuat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang bisa menjadikan kaum perempuan terus bertumbuh dan berdaya untuk ikut memajukan bangsa.

Pesan ini disampaikan ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Kendal, Alif Khoirotun Ulfa, S.Pd dalam momentum memperingati Hari Kartini, Minggu 21 April 2024.

Menurut Ulfa, sapaan karibnya, meski terus mengalami perkembangan dari masa ke masa, peringatan Hari Kartini pada esensinya berupaya meneladani spirit perjuangan emansipasi wanita yang digelorakan murid Kiai Saleh Darat itu.

"Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak perempuan untuk memperoleh pendidikan dan kesetaraan. Sehingga pada 1964 Presiden Sukarno menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Nasional dan menjadikan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini," ungkap Ulfa.

Menurut Ulfa, salah satu aktivisme Kartini yang monumental adalah buku "Habis Gelap Terbitlah Terang", yang tak lain adalah kumpulan korespondensinya dengan salah seorang bangsawan Belanda atas nasib perempuan Indonesia yang terpinggirkan hak-haknya. Perempuan menjadi warga negara kelas dua yang terkukungkung di sektor domestik dan terbatasi peran publiknya.

"Impian Kartini telah menjadi kenyataan. Kini, kita telah diberikan keleluasaan dalam berkarya dan berkarir tentunya dengan batasan-batasan yang tidak melanggar kodrat kita sebagai wanita sekaligus ibu dalam rumah tangga," terangnya.

Ulfa menyebut pemikiran Kartini sejalan dengan nilai-nilai Islam, terutama bahwa perempuan adalah kunci dan pondasi bangsa. 

"Ibu yang cerdas menjadi pondasi utama kokohnya sebuah bahtera rumah tangga. Dan akan mewariskan anak – anak yang cerdas pula," tandasnya.

Sebagai ortom perempuan muda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah menurut Ulfa juga berupaya mengaktualisasikan nilai-nilai kemajuan yang mencerahkan, yakni melalui 10 komitmen habits Nasyiah. 

10 komitmen dimaksud, yakni senantiasa shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah, membaca Al-Quran dan maknanya, beradab Islami dalam kehidupan, beramal shaleh mulai dari diri sendiri, shadaqah waktu untuk Nasyiah minimal satu pekan satu kali.

Selanjutnya, membaca satu hari satu tema, mengikuti kajian minimal satu pekan satu kali, berjiwa mandiri dan berpikir positif dalam segala hal, responsif terhadap permasalahan lingkungan sekitar dan mampu membagi waktu antara keluarga dan Nasyiah.

"Kalau ini dijalankan dengan baik, akan lahir Nasyiah-nasyiah yang tidak hanya sekedar terpenuhinya emansipasi, tetapi lebih hebat lagi," pungkasnya. (zen/sef)

Tag
Share