Bahagia ala Syekh Siti Jenar, Sufi Ternama yang Dianggap Kontroversial

Konsep bahagia-rawpixel.com/Freepik-

RADARPEKALONGAN.BACAKORAN.CO - Artikel ini akan mengajak pembaca membaca bagaimana bahagia ala Syekh Siti Jenar, tokoh sufi dari Nusantara.

Bagi yang menggeluti sejarah, terkhusus sejarah Islam di Indonesia, pastinya sudah tak asing lagi dengan nama Syekh Siti Jenar.

Tokoh ini dalam beberapa sumber memang dianggap sebagai tokoh yang cukup kontroversial, sebab ajaran yang ia bawa dianggap berbahaya bagi orang awam saat itu.

Tak hanya kontroversi dalam ajarannya, sejarah dan biografi Syekh Siti Jenar juga masih cukup simpang siur, ada banyak versi sejarah yang mencoba menjelaskan siapa sebenarnya beliau.

BACA JUGA:Hidup Bahagia ala Sunan Kalijaga, Tokoh Wali Songo yang Berhasil Mengakulturasikan Nilai Islam dengan Tradisi

Dilansir dari buku "Atlas Wali Songo" yang disusun oleh KH. Agus Sunyoto, buku ini menghimpun sejarah tokoh-tokoh Wali Songo dari berbagai sumber sejarah.

Disebutkan bahwa Syekh Siti Jenar merupakan putra dari seorang ulama asal Malaka bernama Syekh Datuk Sholeh, ada yang menyebutkan nama asli Syekh Siti Jenar adalah Abdul Jalil.

Tokoh yang hidup di era Wali Songo itu memang dianggap membawa ajaran yang berbahaya bagi orang awam saat itu, utamanya adalah pandangan-pandangannya tentang ketuhanan atau tauhid.

Ajarannya yang paling populer bahkan masih ada yang mengkajinya sampai sekarang adalah konsep tentang manunggaling kawulo-Gusti, yakni ajaran tentang hubungan antara hamba dengan Tuhannya.

BACA JUGA:Bahagia ala Imam Ghazali, Konsep Kebahagiaan dari Sudut Pandang Sufi

BACA JUGA:Bahagia ala Marcus Aurelius, Tokoh Besar dalam Filsafat Stoikisme

Namun dalam artikel ini kami bukan membahas tentang konsep tersebut, kami akan lebih menyorot bagaimana pandangan kebahagiaan bagi Syekh Siti Jenar.

Kita akan mengupas bagaimana Syekh Siti Jenar memandang kebahagiaan, siapa tahu dari sini ada yang dapat kita ambil manfaatnya.

Dikutip dari buku "Makrifat Syekh Siti Jenar : Makna Bahagia Sejati" yang disusun oleh Agus Wahyudi, menyebutkan bahwa Syekh Siti Jenar menganggap bahwa kebahagiaan itu bukan bersumber dari dunia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan