3 Situs Peninggalan Arkeologi di Pekalongan yang Harus Dijaga, Apa Saja Itu?

Senin 01 Jan 2024 - 19:52 WIB
Reporter : Aghistna Muhammad Ibrahim Sula
Editor : Wahyu Hidayat

Selain itu, Yoni ini tergolong istimewa dan unik. Ia disangga oleh tubuh naga yang memiliki hiasan antefiks dan mengenakan mahkota serta anting-anting yang diletakkan pada ujung tanduk kepalanya.

Yoni pada situs nagapertala ini juga memiliki motif yang banyak ragamnya.

2. Situs Baron Sekeber

Situs peninggalan arkeologi di Pekalongan selanjutnya adalah Situs Rogoselo atau Situs Baron Sekeber.

Situs ini terletak di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Tepatnya berada di tepi sungai Rogoselo dekat makam Ki Gede Penatasangin.

Jika ingin ke situs ini, Anda harus berhati-hati, karena Anda akan menyeberangi sungai Rogoselo terlebih dahulu yang memiliki arus yang cukup deras.

Situs ini dibuat berundak-undak, di teras bawah terdapat 2 arca dwarapala berukuran besar dan batu menhir.

Arca dwarapala di situs ini sudah terlanjur dikenal oleh masyarakat sebagai Baron Sekeber yang ceritanya sudah tersebar.

Dalam Hindu-Budha, Arca ini biasanya diletakkan di depan candi, petirtaan atau bangunan-bangunan suci agama Hindu-Budha lainnya.

Fungsinya adalah sebagai penjaga bangunan suci tersebut.

Namun, yang unik dari arca dwarapala yang ada di Rogoselo ini adalah ia diletakkan di depan sebuah punden berundak, yang biasanya digunakan untuk tempat pemujaan nenek moyang.

Di bagian puncak punden berundak ini ditemukan sebuah Yoni yang sebagian badannya terkubur, padahal biasanya di puncak punden berundak ditemukan batu menhir.

3. Situs Gumuk Sigit

Gumuk dalam istilah Jawa bisa diartikan sebagai bukit kecil.

Situs Gumuk Sigit terletak di Desa Rejosari, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan. Di tengah lahan pertanian milik desa.

Di lokasi tersebut terdapat gumuk berdiameter 6x6 meter persegi, dengan memiliki tinggi 1-1,5 meter.

Kategori :

Terpopuler