Kembali Berlanjut, Proyes Transmisi Gas Cisem Tahap II Sepanjang 245 Km Resmi Dimulai di KIT Batang

FIRST WELDING - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat menyaksikan pengelasan perdana (first welding) pipa gas Cisem Tahap II di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) pada Senin (30/9/2024).-M DHIA THUFAIL-

BATANG – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni pembangunan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2.

Proyek ini mencakup pembangunan ruas Batang hingga Cirebon-Kandang Haur. Tahap awal pembangunan tersebut ditandai dengan pengelasan perdana (first welding) pipa gas Cisem Tahap II di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) pada Senin, 30 September 2024.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa proyek Cisem tahap II akan membentang sepanjang 245 kilometer. Pipa gas tersebut dibangun dengan menggunakan skema Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Tahap dua ini adalah kelanjutan dari pembangunan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang. Sebelumnya, pada tahap pertama, kami telah menyelesaikan pipa sepanjang 60 km yang kini sudah beroperasi dan memasok kebutuhan gas di Kawasan Industri Kendal (KIK)," ujar Bahlil.

Menurutnya, pembangunan ini adalah bagian dari langkah besar pemerintah dalam menghubungkan jaringan pipa gas bumi dari Jawa Timur hingga Sumatera. Proyek ini akan melengkapi jaringan pipa yang telah ada, seperti Gresik-Semarang (Gresem), dan terhubung dengan jaringan Sumatera Selatan ke Jawa Barat (SSWJ). Ke depannya, pemerintah juga merencanakan pembangunan jaringan pipa Dumai-Sei Mangkei (Dusem) di Sumatera.

"Gas bumi yang dipasok ke KITB nantinya akan bersumber dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (PEPC JTB) dan Long Term Plan (LTP)," jelasnya.

Pipa gas Cisem tahap II ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 2,7 triliun dan akan dikerjakan dalam waktu 18 bulan. Bahlil menargetkan proyek tersebut rampung pada kuartal pertama 2026. Menurutnya, infrastruktur pipa gas ini akan meningkatkan daya tarik KITB sebagai kawasan industri unggulan.

"Pembangunan ini adalah langkah pemerintah untuk menghubungkan jaringan pipa transmisi dari Sumatra, Jawa Barat, hingga Jawa Timur, yang akan memberikan dampak positif pada kawasan industri seperti KITB," terangnya.

Bahlil optimis, bahwa pasokan gas bumi dengan harga yang kompetitif akan menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di KITB. "Salah satu keunggulan KITB dibandingkan kawasan industri lainnya adalah adanya jaringan gas yang masuk langsung ke sana," ungkapnya.

Lebih dari itu, Bahlil menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya diperuntukkan bagi kawasan industri, tetapi juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas). Hal ini akan membantu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap LPG, serta meringankan beban pengeluaran.

"Dengan adanya jaringan gas rumah tangga ini, harga akan jauh lebih murah dibandingkan LPG. Ke depannya, masyarakat tidak perlu lagi mengeluh tentang kelangkaan atau kenaikan harga LPG 3 kilogram," tuturnya.

Bahlil menambahkan, pemerintah tengah merancang kebijakan agar jaringan gas bumi ini dapat menjangkau rumah tangga di berbagai wilayah, sehingga penggunaan energi lebih efisien dan terjangkau. (fel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan